Mohon tunggu...
Fais Yonas Boa
Fais Yonas Boa Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Peneliti

Aksara, Kopi dan kepolosan Semesta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Swasembada Energi Semakin Niscaya

22 Januari 2025   10:19 Diperbarui: 22 Januari 2025   10:19 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://jurnalkalimantan.com/

Beberapa waktu yang lalu Presiden Prabowo Subianto melakukan peresmian terhadap proyek-proyek energi yang notabene bersumber pada energi terbarukan. Sebanyak 37 proyek strategis energi diresmikan Presiden ke 8 RI tersebut. Adapun penyebaran proyek energi tersebar di 18 provinsi. Untuk diketahui bersama, sebesar 3,2 GW energi bersih yang dihasilkan dari 37 proyek strategis yang diresmikan dalam satu hari oleh Presiden Prabowo. Barang kali hal ini pulalah yang membuat Ketum Partai Gerindra itu dengan penuh kebanggaan dan ambisi mengklaim bahwa peresmian energi yang seremomial dilakukan di Jatigede menjadi yang terbesar di dunia.

"Kita punya sumber daya alam yang cukup besar. Kita sekarang punya kemampuan untuk melakukan transformasi ini. Untuk itu, saya kira kita sekarang ini menjadi salah satu di dunia negara yang mungkin termasuk paling maju di bidang transformasi energi menjadi energi terbarukan, energi bersih, green energy yang mengurangi emisi karbon," jelas Prabowo. 

Terkait dengan energi hijau yang mana bersifat terbarukan, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menambahkan bahwa saat ini dari total listrik eksisting di seluruh Indonesia sebesar 101 gigawatt (GW), yang dikelola PLN sebesar 72-75 GW dengan persentase yang menggunakan energi baru terbarukan (EBT) sebesar 15-16% dengan target 23% pada tahun 2025. Melihat pencapaian pada 37 proyek energi yang ada, rasa-rasanya target 23% pada tahun 2025 bukan sesuatu yang mustahil.

Pada kesempatan yang sama Presiden Prabowo menyampaikan bahwa proyek-proyek energi di Indonesia akan membawa kita pada swasembada energi. Hal ini berarti proyek-proyek energi terbarukan seperti pemanfaatan energi surya, air, angin, panas bumi dan sumber energi bersih lainnya; semakin niscaya. Mungkin banyak dari kita yang bertanya-tanya, mengapa Presiden Prabowo secara serius mendorong pemanfaatan energi-energi yang dimiliki Indonesia? Mengapa harus swasembada energi?

Kalau kita sekalian menyimak pidato pelantikan Presiden AS Donald Trump, di bidang energi dikatakannya AS akan memanfaatkan seluruh potensi nasional yang ada. Bahkan, Trump yang suka dengan kontroversi tersebut hendak menarik keluar AS dari perjanjian energi hijau. Mobil listrik ingin dihentikannya. Ia menyerukan supaya industri otomotif nasional yang menggunakan energi fosil terus berjaya. Presiden Trump sudah tentu sadar betul kalau kebijakan energi AS yang akan ia jalankan mendatangkan protes dan penolakan dari negara-negara lain yang memang telah bersepakat untuk mengurangi emisi yang telah mengubah iklim bumi selama 30 tahun terakhir.

Namun demikian, Trump tidak akan memperdulikannya. Satu hal yang ia inginkan adalah AS harus mandiri secara energi dan menjadi negara penghasil energi terbesar di bumi. Sudah barang tentu Trump juga ingin supaya AS menjadi negara pengekspor energi terbesar sehingga kelak mendambah pemasukan untuk negara dan meningkatkan perekonomian rakyat AS. Kalau kita meneropong sisi politik dan sosial, maka dapat dipahami bahwa Trump adalah pemimpin nasionalis tulen yang mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan internasional.

Keberanian Presiden Trump untuk memaksimalkan pemanfaatan energi di dalam negara menjadi upaya demi tercapainya swasembada energi AS. Begitu pula dalam konteks Indonesia. Sumber-sumber energi yang dikandung pada bumi Indonesia wajiblah dimaksimalkan pemanfaatannya. Idea swasembada energi Presiden Prabowo wajib diperjuangkan dalam wujud proyek-proyek strategis energi nasional. Apalagi Indonesia terus berkomitmen memanfaatkan energi-energi hijau yang berbanding terbalik dengan AS di bawah rezim Trump yang tetap menggunakan energi-energi fosil yang berkontribusi besar dalam perubahan iklim bumi.

Swasembada energi nasional sangatlah berdampak besar bagi perekonomian negara dan terutama demi kesejahteraan rakyat. Semakin banyak sumber energi yang dimanfaatkan maka semakin besar pula idea kemandirian energi tercapai. Semakin kita mandiri secara energi maka semakin besar manfaatnya bagi perekonomian rakyat. Dana besar yang selalu dialokasikan untuk impor energi akan beralih menjadi dana untuk kesejahteraan rakyat. Sebagai negara dengan cadangan energi terbarukan yang menjanjikan, Indonesia sudah semestinya serius dalam memaksimalkan pemanfaatannya. 

Data mencatat energi hijau dan terbarukan yang dimiliki Indonesia sangatlah besar. Energi matahari (surya) memiliki potensi 3.295 Gigawatt dan hanya dimanfaatkan 270 MW saja. Energi air (hydro) memiliki potensi 95 GW dan baru dimanfaatkan sebesar 6.690,00 MW. Energi angin (bayu) dengan potensi sebesar 155 GW dan hanya 150 MW yang telah dimanfaatkan. Sementara itu, energi panas bumi (geothermal) memiliki potensi sebesar 24 GW atau 40% dari cadangan panas bumi dunia yang mana baru mampu dimanfaatkan sekitar 10%. Energi yang satu ini digenjot secara masif sekarang ini karena dinilai yang paling stabil menghasilkan energi dibandingkan dengan energi-energi hijau lainnya seperti matahari, air dan angin; yang penghasilan energinya sangat ditentukan oleh alam-cuaca.

Pada akhirnya penting untuk disadari bersama bahwa peresmian 37 proyek strategis energi bersih oleh Presiden Prabowo merupakan fundasi sekaligus batu uji idea swasembada energi. Dikatakan fundasi karena peresmian energi 3,2 GW akan menjadi momentum bersejarah bagi kiprah energi bersih nasional bahwasannya Indonesia mampu menghasilkan energi dari sumber energi sendiri. Dikatakan batu uji karena pencapaian 3,2 GW akan mendorong pencapaian-pencapaian besar terutama di bawah rezim Presiden Prabowo Subianto yang mana menargetkan 40-60% energi bersih akan berhasil dimanfaatkan dalam 5 tahun kepemimpinannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun