Kalau orang tua atau keluarga dari seseorang itu tidak pernah mengakui bahwa seseorang itu mengidap kleptomani, padahal sudah sering mengambil barang jualan tetangganya: bukankah seseorang yg klepto tersebut akan terus mengulangi perbuatannya?
Sadarlah bahwa tindakan orang tua atau keluarga yg tidak pernah mengakui fakta bhwa anaknya klepto sama dgn membiarkan anaknya mnjadi klepto. Bukankah begitu? Begitu pula dalam konteks agama dan terorisme, semakin kita tidak mengakui bahwa terorisme itu berkaitan erat dgn agama maka semakin terorisme itu akan marak terjadi.
Tindakan kita yg menolak fakta terorisme berkaitan dgn agama tanpa kita sadari mengamankan gerakan terorisme dari jangkauan kita. Lalu, kalau anda bertanya apa pentingnya mengakui terorisme itu berkaitan dengan agama? Ada beberapa tujuan penting mengapa terorisme harus kita akui berkaitan erat dengan agama.
Pertama, supaya agama kita selalu berbenah diri yakni dengan misalkan memperkuat pemahaman tentang agama yg sesuai dgn ajaran agama, kemudian supaya agama-agama di negeri kita selalu meningkatkan pemahaman tentang esensi ajaran agama yaitu kemanusiaan.
Kedua, agar pelaku peran utama agama yang tidak lain para pemuka agama selalu meningkatkan pengetahuannya tentang ajaran agama karena semakin sempit pengetahuan tentang agama dari seorang pemuka agama maka semakin umatnya sempit pengetahuan juga. Jangan lupa pemuka agama adalah panutan dalam beragama bagi umatnya.
Ketiga, supaya setiap manusia yang beragama di Indonesia selalu belajar untuk mampu memakai agama sebagai ajaran moral manusia yang bersifat universal. Saya katakan universal karena memang ajaran setiap agama senantiasa mengenai perbuatan yang baik dan benar.
Keempat, supaya setiap orang mampu beragama secara nalar karena dengan bantuan nalar itulah kita akan sama-sama mengerti bahwa agama itu berbeda-beda bukan untuk membuktikan siapa yang paling benar atau siapa yang paling dekat dengan Sang Pencipta. Agama yang berbeda-beda hanyalah soal cara dalam mendekatkan diri dan dalam bertaqwah kepada Sang Pencipta.
Pada akhirnya, saya ingin katakan agama itu tidak perlu dibela. Apalagi kalau anda membunuh sesama dengan membawa-bawa nama Allah. Itu namanya menjual Allah bukan membela Alla. Begitu pula dalam hal terorisme, kalau anda para teroris menganggap meledakkan diri dan membunuh sesama adlh jalan rahmat untuk mati suci demi agama, maka itu bukan membela agama tetapi menjual agama kepada iblis karena hanya iblis yang menghendaki kita mati tragis.
Terakhir, jika anda sekalian bertanya mengapa agama tidak perlu dibela? Saya akan memberikan beberapa jawaban:
Pertama, agama itu institusi dari ajaran-ajaran moral yang diyakini sebagai perintah atau firman Sang Pencipta dalam bentuk kitab-kitab suci. Siapa manusia yang akan melawan atau merendahkan ajaran-ajaran baik dan benar? Jadi, apa yang perlu dibela?
Kedua, agama itu pedoman pokok bagi pemeluk-pemeluknya dalam menjalankan kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga, masyarakat maupun negara. Jadi, bagaimana mungkin kita membela sesuatu hal yang jelas-jelas menjadi pijakan hidup kita.