Mohon tunggu...
Rosa Gustilisa
Rosa Gustilisa Mohon Tunggu... -

Menyukai malam, bulan dan tarian bidadarinya, menjadikan pantai dengan segala gejolak ombak dan desau anginnya,,dan menyenangi kesendirian untuk berbagi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sunyi

17 Januari 2012   15:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:46 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13268060751124808454

[caption id="attachment_156233" align="alignnone" width="500" caption="gambar: google image"][/caption]

Kau tanya, apakah aku baik-baik saja setelah kau bercerita tentang gelisahmu menyapu malam?

Beringsut nafas memburu, berujar sendu yang rindu mendekap rasa

Dan..

Sepuluh bayang sama menghitam pada dinding kusam bercermin jelaga

Kau mengeluh, bisuku menghantam relungmu yang tak bisa alfa menjeritkan sua yang belum berwujud

Mendesah lelah bergema sahut menyahut berdentum hingga berserak bercerai berai

Dan..

Serangkaian harmoni imaji hanya tetap dalam ruang kosong tak berpenghuni

Atau terserak mengambang pada hamparan jingga cakrawala senja

Lantas..

Aku berdiri mematung, memandang jauh sampai ke ujung

Tanpamu..

Aku piano kehilangan bunyi

Diam tak berdenting..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun