Mohon tunggu...
Fairy Monisha
Fairy Monisha Mohon Tunggu... Pharmacist -

yes, i am childish and that's my charm!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(re-post) Cemburu

11 September 2012   11:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:37 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang itu Lia tak sengaja berpapasan dengan Bayu ketika ia bersama teman-teman se-geng-nya hendak menuju kantin si Empok tercinta. Lia sang leader memimpin didepan, dan barangkali karena keseruannya mendiskusikan hasil ulangan matematika mereka barusan yang kabar-kabarnya payah itu, itu ia malah tak sengaja menabrak sosok yang membuatnya membeku seketika. Bayu hanya menatapnya sekilas, sementara Lia sibuk menguasai diri. Untunglah tak perlu beberapa detik baginya untuk kembali kea lam nyata dan memulai sebuah senyuman, kaku namun pernuh arti. Bayu tersenyum.

“Hai..”, sapa Bayu dengan manis.

Wait, tunggu! Bayu memang tersenyum dan menyapa dengan akrab, namun tatapannya tidak tertuju pada Lia. Dia tidak menyapaku, dengus Lia dalam hati. Kemudian ia memutuskan untuk berlalu, mencari-cari tempat duduk yang masih kosong dan langsung menghempaskan dirinya yang mungil dipojokan, tentu saja langsung memesan minuman favoritnya, Nutrisari jeruk nipis pake es! Tak disadarinya, bahwa ia melenggang bukan ketempat duduk favorit, dan tentu saja teman-temannya yang lain menatap bengong, mendapati Lia yang sepertinya lupa dimana mereka biasanya nongkrong.

“Disini aja guys, nyobain suasana baru dipojokan,”

Untungnya para sahabat tak terlalu protes, dan mata Lia liar mencari salah satu anggota geng LUMUT yang tadi mendapatkan senyuman manis dari sang Bayu. Ya, benar saja. Mereka masih berbicara didepan kantin. Sesekali si anggota yang menurut Lia biasa-biasa itu terlihat memukul-mukul tangan bayu, dan woe, ada apa ini? Apa yang ku tak tau selama aku keluar kota kemarin? Hanya dua hari kenapa menjadi seperti ini? Lia tak henti-hentinya berfikir tentang mereka. Dadanya seakan terbakar api cemburu, namun ia tak memiliki satu alasan pun untuk tidak membiarkan sahabatnya kemudian berlalu dengan sang mantan, Bayu.

Baiklah bay, kalo itu mau mu. Silahkan! Kau pikir aku akan cemburu? Kau pikir aku akan bereaksi dengan tingkah cowok flamboyanmu itu? Silahkan nikmati hari-hari mu tanpa aku bay, toh kau yang membuangku, dan ku harap kau tak akan menyesalinya dikemudian hari bay. Akan kubuktikan padamu dan pada dunia, aku sangat jauh lebih baik tanpa dirimu! Cam-kan itu dalam ingatanmu baik-baik. JANGAN MENYESAL KETIKA SESEORANG MENDAPATKANKU, DAN ITU BUKAN KAMU!!!!

Prolog

BAYU ; Lia berubah banyak dan gue ga ngerti kenapa gadis lembut seperti dia bisa berubah menjadi wanita angkuh seperti ini. Kesalnya lagi, selalu ada si Fabio yang sok ngartis itu yang setia melayani apa saja kemauannya. Gue heran, kenapa Lia mau jadi pacar si kucrut anak mami itu, padahal gue bisa ngerasain ada yang beda setiap kali tanpa sengaja gue mergokin dia lagi natapin gue dalem. Baru tiga bulan sejak kami putus, tapi dia sudah punya mantan dua. Sempat dibulan pertama gw niat balikan sama dia, karna emang gue masih sayang, tapi sahabatnya bilang Lia lagi deket sama satria, bahkan waktu dikantin gue liat dengan mata kepala gue sendiri dia misahin diri dari teman-teman segengnya Cuma buat duduk disamping bayu. Gue hamper frustasi sama perasaan gue sendiri, tapi Resti sahabatnya bilang, gue harus ngasih waktu buat Lia supaya berfikir jernih, tapi kenapa sepertinya malah gue ngerasa Lia semakin menjauh dan hilang? Apa dia benar-benar udah ngelupain gue? Hati kecil gue tetep bilang ga percaya atau gue yang sebenernya ga mau percaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun