Kegiatan Educom yang diadakan di Singapura dan Malaysia menjadi sebuah kesempatan emas bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan dan pemahaman tentang komunikasi antar budaya. Educomm bertujuan untuk menjembatani perbedaan budaya yang ada di berbagai negara, serta meningkatkan keterampilan komunikasi dalam konteks global. Pemilihan lokasi Singapura dan Malaysia didasari oleh keberagaman budaya yang terdapat di kedua negara tersebut. Singapura, sebagai negara multikultural yang dikenal dengan integrasi berbagai etnis dan tradisi, serta Malaysia yang kaya akan warisan budaya dan alam, menyediakan konteks yang ideal untuk belajar tentang komunikasi antar budaya.
Singapura, sebuah negara kota yang terletak di ujung selatan Semenanjung Malaya, dikenal sebagai pusat perdagangan dan pariwisata yang modern. Kota ini menawarkan berbagai atraksi, mulai dari Marina Bay Sands hingga Gardens by the Bay, yang mencerminkan kombinasi arsitektur modern dan keindahan alam. Di sisi lain, Malaysia, yang terdiri dari berbagai suku seperti Melayu, Tionghoa, dan India, menawarkan keanekaragaman dalam bahasa, makanan, dan tradisi. Destinasi yang kami kunjungi di Malaysia meliputi Kuala Lumpur, dengan landmark ikonik seperti Menara Kembar Petronas, dan Penang yang kaya akan sejarah dan budaya.
Selama kunjungan ke Singapura, kami berkesempatan untuk mengunjungi Free Time Jewel Changi Airport Singapore, City Tour Singapore, Merlion Park, Universal Studio. Di setiap lokasi ini, kami merasakan atmosfer yang berbeda dan belajar tentang kebiasaan serta budaya masing-masing. Misalnya, kita tidak boleh sembarangan meludah dan merokok karena itu akan terkena pinalti dan akan di denda sesuai dengan peraturan yang ada disana, di tempat Jewel Changi Airport, kita bisa melihat keindahan air mancur yang dari atas kebawah, selanjutnya City Tour Singapore, kita bisa melihat infrastuktur yang sangat maju karena setiap detail yang ada di Singapore terlihat futuristik dan tata cara berjalan menggunakan kendaraan sangat teratur sesuai jenis kendaraannya dan sangat disiplin, dan Merlion Park sebagai icon Singapore yaitu singa air mancur, tempatnya sangat indah dengan bangunan bangunan megah lainnya, selanjutnya terdapat Universal Studio yang sangat besar juga tentunya dan futuristik. Sementara di Malaysia, pengalaman saya di Kuala Lumpur memberikan perspektif yang berbeda. Menikmati kelezatan kuliner yang beragam, seperti Nasi Kandar dan Roti Canai, sambil belajar tentang sejarah yang melibatkan budaya Melayu, Tionghoa, dan India, menciptakan pemahaman tentang bagaimana berbagai unsur budaya saling mempengaruhi. Kunjungan ke UiTM (Universitas Teknologi Mara) kita melakukan kegiatan pembelajaran tentang universitas disana seperti memperkenalkan pembelajaran animasi, membuat berita, membuat rekaman suara dan lain sebagainya. Selanjutnya kita mengunjungi KBRI Kuala Lumpur, dan melaksanakan seminar, selanjutnya kita mengunjungi icon Malasia yaitu KLCC Twin Tower, gedung kembar yang mempunyai infrastuktur yang sangat megah dan indah dan dapat dilihat dari kejauhan dari hotel yang kita tempati, dan selanjutnya adalah berkunjung ke Universiti Petronas yang dimana university ini menduduki peringkat 250 didunia, tempat yang futuristik dengan berbagai macam fasilitas disana dan tempatnya yang sangat besar dan megah yang membuat saya excited melihatnya terdapat sebuah buku berjejer sebanyak 20.000 buku dan itu sangat banyak dan memiliki bocil racer untuk pajangannya, kita berkegiatan di UTP untuk melakukan seminar dan memperkenalkan universitas tersebut, ada banyak berbagai macam mahasiswa dari kalangan luar negeri karena universitas ini salah satu yang terbaik di Malaysia, selanjutntya kita berkunjung ke tempat wisata dengan budaya india yaitu Batu Caves yang dimana terdapat banyak sekali orang india dan mempunya patung dewa shiwa yang sangat besar berwarna keemasan dan bangunan yang menyerupai negara di india, kita juga melakukan shooping local product disana seperti membeli chocolate, gantungan kunci, baju dan aneka snack seperti teh tarik dan lain sebagainya, dan pada hari terakhir di Malaysia kita mengunjungi Genting Highland tempatnya seperti dunia fantasi, kita menaiki kereta gantung untuk mencapai puncak mall genting highland dan pemandangannya begitu indah dan asri dan bangunannya juga terlihat megah.
Dari setiap destinasi, saya memperoleh beberapa pembelajaran berharga yang relevan dengan konteks komunikasi. Pertama, pentingnya mendengarkan dan memahami perspektif orang lain. Dalam interaksi dengan berbagai komunitas, saya menyadari bahwa setiap budaya memiliki cara unik dalam mengekspresikan diri. Menurut Edward T. Hall, komunikasi antar budaya sangat dipengaruhi oleh konteks budaya, yang mendorong kita untuk lebih sensitif terhadap cara orang lain berkomunikasi. Kedua, pembelajaran tentang non-verbal communication juga sangat penting. Di Singapura, misalnya, banyak pesan yang disampaikan melalui simbol dan isyarat non-verbal, yang terkadang tidak arus teramati oleh orang luar. Di Malaysia, saya belajar bahwa bahasa tubuh dan ekspresi wajah juga memiliki makna khusus yang bisa menambah kedalaman komunikasi.
Perbandingan antara Singapura dan Malaysia dengan Indonesia Membandingkan Singapura dan Malaysia dengan Indonesia, terdapat kesamaan dan perbedaan yang mencolok. Dari segi pendidikan, Singapura dianggap sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di Asia, dengan fokus pada pendidikan berbasis teknologi dan inovasi. Malaysia juga berusaha meningkatkan kualitas pendidikannya dengan berbagai program internasional, tetapi masih menghadapi sejumlah tantangan dalam hal pemerataan pendidikan di daerah terpencil. Dalam konteks wisata, Singapura lebih terkenal sebagai destinasi modern dengan atraksi buatan yang megah, sementara Malaysia menonjolkan keindahan alam dan warisan budayanya. Indonesia, dengan keanekaragaman budaya dan sumber daya alamnya, menawarkan pengalaman wisata yang sangat beragam, meskipun terkadang tantangan di bidang infrastruktur menjadi kendala. Dari aspek budaya, Singapura sebagai negara kota berusaha mempertahankan identitas dari berbagai etnis, sedangkan Malaysia menampilkan budaya campuran yang lebih mencolok. Sementara itu, Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan lebih dari seribu suku, menawarkan keragaman budaya yang sangat kaya tetapi juga terkendala oleh perbedaan bahasa dan adat istiadat yang ada di setiap daerah.
Secara keseluruhan, kegiatan Educomm di Singapura dan Malaysia memberikan wawasan yang mendalam tentang komunikasi antar budaya. Melalui pengalaman langsung, kami belajar untuk lebih menghargai perbedaan dan memahami bagaimana elemen-elemen budaya saling berinteraksi. Rekomendasi saya untuk mahasiswa atau individu lain yang ingin memperdalam pemahaman tentang komunikasi antar budaya adalah untuk terbuka terhadap pengalaman baru, aktif berpartisipasi dalam diskusi lintas budaya, dan berusaha untuk memahami konteks di balik setiap interaksi. Dengan demikian, kita tidak hanya menjadi komunikator yang lebih baik, tetapi juga menjadi individu yang lebih toleran dan memahami keberagaman di dunia ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI