Kenapa saya pilih Disleksia sebagai topik utama untuk Me and The Power of Music? Karena saya ingin mengeksplor kebutuhan khusus lain selain Autisme. Walaupun saya bukanlah penyandang disleksia, saya ingin para pembaca bisa memahami, sekaligus tahu, bahwa para individu disleksia bisa mengatasi kesulitan membaca mereka asalkan mereka mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekatnya. Sama dengan para individu autistik, kami bisa mengatasi kesulitan asalkan mendapatkan dukungan yang cukup, dan menunjukkan kelebihan bila difasilitasi dengan tepat.
Ibu saya selalu mengatakan nobody is perfect - tidak ada orang yang sempurna. Semua orang memiliki kelebihan dan keterbatasan. Kita hanya perlu mengakui keterbatasan kita, dan mengoptimalkan kelebihan kita. Dengan kerja keras dan kemauan, kita bisa mencari solusi untuk keterbatasan kita. Tidak harus ngotot tapi kita harus tahu bagaimana mengatasi masalah bila diperlukan. Ini yang saya masukkan ke dalam karakter Zara. Dia berhak memiliki mimpi menjadi seorang penyanyi. Tapi dia juga menyadari kerja keras yang harus dia lakukan untuk meraih mimpinya.
Saya berharap, melalui buku Me and The Power of Music, saya bisa menorehkan simpati pembaca kepada orang-orang berkebutuhan khusus. Tidak dengan mengasihani mereka, tapi dengan memberi dukungan dalam mengatasi keterbatasan mereka dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menjadi bagian dari masyarakat. Bagi yang berminat memiliki buku-buku saya, bisa mengirimkan pesan di IG saya: @fairuz.izzah.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H