Mohon tunggu...
Fairuz Izzah
Fairuz Izzah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fairuz Nurul Izzah. Lahir tahun 2000. Berdomisili di Jakarta.

Lulusan Universitas Terbuka jurursan Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan Pengidap Sindrom Asperger Sudah menulis 6 buku

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Memeluk Desa: Bagaimana Kampoeng Wisata Cinangneng Berdiri?

14 September 2021   11:53 Diperbarui: 15 September 2021   09:38 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

   Siapa yang tahu Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC), Bogor? Tempat ini hampir selalu menjadi pilihan wisata bagi perorangan, keluarga maupun sekolah. Kira-kira bagaimana KWC ini didirikan?

   Ibu Hester Basoeki, yang kerap disapa Hester, adalah pendiri tempat wisata ini. Lahir di Semarang, 24 Juli 1949, lulusan Sekolah Indonesia di Den Haag, Belanda ini telah mendirikan KWC sejak 2000. Ia menikah dengan Willy Widodo Basoeki dan memiliki dua anak: George dan Karin Basoeki.

   Kisah hidupnya tercatat dalam buku Memeluk Desa karya Irna Permanasari. Ada lima belas bagian. Pada bagian pertama, di 1991, Hester menemukan lahan kosong saat mengadakan ulang tahun salah satu anggota kelompok tenis. Hester memutuskan untuk membeli lahan tersebut.

   Usai dibeli, tiga tahun lahan itu didiamkan. Pada 1994, dibangun rumah kecil yang menjadi guest house Cinangneng, khusus untuk liburan keluarga. Usaha Hester laku, mulai dari tahun 1995. Karena guest house nya kecil, semua tamu mengonsumsi makanan matang dari warung Sunda. Selain Cinangneng, Hester juga membuka guest house di Cilandak.

   Semenjak ibu Hester membeli lahan, Willy selaku sang suami memperkenalkan diri pada warga sekitar kampung, baik kepala desa, pemilik warung, tokoh agama, dan lain-lain.  Semua respon positif. Mereka semua mendukung usaha Hester, sekaligus memujinya sebagai tokoh yang bertindak dalam menginformasikan dan melestarikan budaya Sunda.

   Rupanya, sebelum dibeli Hester, lahan kosong tersebut digunakan untuk mengumpulkan batu-batu dari truk-truk yang sengaja melaju ke sungai Cinangneng. Setelah semua batu digali, mereka pergi meninggalkan sungai. Karena sudah tidak dipakai lagi, bungsu dari tiga bersaudara itu membeli lahan tersebut. Ketika tanahnya tandus, Hester bekerja keras untuk membuatnya subur lagi, mulai dari berhari-hari sampai bertahun-tahun sambil mengelola kedua guest house nya.

   Bagaimana ide untuk membuat KWC muncul? Setelah Hester mempromosikan kedua kamar guest house nya, ia mendapatkan paket spesial dari Kementerian Pariwisata: satu set gamelan Sunda. Awalnya Hester sempat bingung. Kemudian, muncul ide hebat untuk menjadikan Cinangneng tempat wisata. Turis asing maupun Indonesia boleh berlibur di KWC. Ide ini disetujui Pak menteri, yang kemudian mendapatkan banyak wartawan. Begitu salah satu wartawan memberikan pertanyaan soal launching, langsunglah ide tersebut muncul.

   Kira-kira, dua minggu usai KWC diluncurkan, tempat wisata itu langsung dikenal masyarakat Indonesia. Lantas, Hester memikirkan berbagai kegiatan untuk dilakukan para pengunjung. Tujuannya supaya masyarakat mengenai budaya Sunda. Segala jenis kegiatan disusun di tiga program utama: Poelang Kampoeng, Ronda Kampoeng, dan Saya pun Berasal Dari Desa.

Jika pengunjung memilih Poelang Kampoeng, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan adalah:

1. Memainkan gamelan Sunda dengan materi mudah.

2. Melukis caping (topi anyaman bambu milik pak tani), lalu boleh dibawa pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun