Indonesia memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif melakukan aktivitas vulkanik contohnya Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Â Sabtu, 4 Desember 2021 lalu, Gunung Semeru mengalami erupsi. Dampak erupsi berupa guguran awan panas, material lahar, hingga abu vulkanik. Akibatnya beberapa wilayah di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang terdampak erupsi Gunung Semeru.
Desa Argoyuwono, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang menjadi salah satu lokasi yang terdampak abu vulkanik. "Desa ini hanya berjarak 8 km dari Gunung Semeru dan masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) II bencana. Di desa ini belum ada jalur evakuasi yang mengarahkan kemana tempat yang aman jika sewaktu waktu terjadi letusan Gunung Semeru", Ujar Pak Yudi Setiawan selaku Ketua tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) Desa Argoyuwono, Sabtu (25/12/2021). KRB II umunya menempati lereng gunung berapi dan berpotensi terlanda awan panas, mungkin aliran lava, lontaran batu, guguran, hujan abu lebat. Pada kawasan ini masyarakat diharuskan mengungsi apabila terjadi peningkatan aktivitas Gunung Semeru sesuai arahan pemerintah setempat. Belum adanya penunjuk arah jalur evakuasi menjadi perhatian bagi Mahasiswa KKN UM zona 3 dan zona 4 Desa Argoyuwono untuk membantu masyarakat membuat penunjuk arah jalur evakuasi di Dusun Argosuko.
Kegiatan pembuatan penunjuk arah jalur evakuasi dilaksanakan mulai hari Sabtu (25/12) sampai dengan Rabu (12/01). Pelaksanaan kegiatan dilakukan mulai dari menghubungi pihak SIBAT terkait mitigasi bencana gunung meletus, survei lokasi penempatan, pembuatan, dan pemasangan penunjuk arah jalur evakuasi.
Pemasangan penunjuk arah jalur evakuasi didampingi oleh tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT). Pemasangan penunjuk arah ini berfungsi untuk memudahkan mobilisasi masyarakat Dusun Argosuko menuju ke tempat yang lebih aman ketika terjadi letusan Gunung Semeru.
Pemasangan dilakukan di lima persimpangan yang tersebar di Dusun Argosuko untuk mengarahkan masyarakat menuju titik kumpul sementara yang berada di Balai Dukuh Argosuko. Semakin cepat  waktu evakuasi maka semakin besar jumlah orang yang dapat diselamatkan. Tak ada satupun dari kita yang ingin terjadi bencana, namun upaya tanggap darurat sangat penting dan mutlak dibutuhkan termasuk keberadaan jalur evakuasi.
Â