Mohon tunggu...
Javierra
Javierra Mohon Tunggu... Editor - Penulis

Hobi mengeksplorasi tempat-tempat baru dan memotretnya sehingga dapat dikenang dan menjadikan inspirasi dikemudian hari Contact person: 0882-6824-8115

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bagaimana Nilai Material Mengubah Esensi Seseorang

29 Desember 2024   19:18 Diperbarui: 29 Desember 2024   19:18 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan: Esensi Manusia dan Nilai Material

Esensi manusia sering kali didefinisikan oleh sifat, karakter, dan nilai moral yang dimilikinya. Namun, di tengah masyarakat modern yang materialistis, nilai material seperti uang, kekayaan, dan aset telah menjadi tolok ukur kesuksesan seseorang. Di balik kesan bahwa uang memberikan kebahagiaan, terdapat pertanyaan mendalam: apakah nilai material benar-benar dapat mengubah esensi seseorang? Ataukah ia hanya memperlihatkan sifat asli yang sebelumnya tersembunyi?  

Dimensi Psikologis: Pengaruh Uang terhadap Identitas Pribadi

Uang memiliki kekuatan luar biasa untuk memengaruhi pikiran manusia. Ketika seseorang mencapai kemakmuran, ia sering merasakan lonjakan percaya diri yang dapat mendorongnya untuk mengambil risiko lebih besar. Di sisi lain, tekanan untuk mempertahankan kekayaan dapat menciptakan kecemasan baru.  

Fenomena "hedonic treadmill" menjadi salah satu contoh nyata: semakin banyak yang dimiliki, semakin besar kebutuhan yang dirasakan. Hal ini menyebabkan seseorang terus mencari lebih banyak, tanpa pernah merasa puas. Contoh lainnya adalah bagaimana uang dapat memengaruhi pandangan seseorang tentang kebahagiaan, mengaburkan batas antara keinginan dan kebutuhan.  

Sebagai ilustrasi, seorang individu yang tiba-tiba menjadi kaya mendadak mungkin merasa harus mengubah gaya hidup dan lingkaran sosialnya untuk menyesuaikan status barunya. Apakah ini menunjukkan perubahan esensi atau hanya adaptasi terhadap norma baru?  

Perspektif Sosial: Uang sebagai Cermin Hubungan dengan Orang Lain

Dalam konteks sosial, uang sering kali menjadi faktor yang menentukan cara seseorang diperlakukan oleh orang lain. Individu dengan kekayaan cenderung mendapatkan lebih banyak perhatian, penghormatan, bahkan pengaruh. Namun, hubungan seperti ini sering kali bersifat transaksional.  

Konsep "power dynamics" menjadi relevan dalam hubungan personal. Sebagai contoh, dalam keluarga, seorang anggota yang memiliki kekayaan lebih sering kali dianggap sebagai figur dominan. Dalam pertemanan, orang kaya mungkin disukai bukan karena kepribadiannya, tetapi karena potensinya untuk membantu secara finansial.  

Sebaliknya, orang yang kehilangan kekayaan sering kali menghadapi isolasi sosial. Ketergantungan masyarakat pada nilai material menciptakan lingkungan di mana identitas seseorang dinilai berdasarkan apa yang mereka miliki, bukan siapa mereka sebenarnya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun