Mohon tunggu...
Javierra
Javierra Mohon Tunggu... Editor - Penulis

Hobi mengeksplorasi tempat-tempat baru dan memotretnya sehingga dapat dikenang dan menjadikan inspirasi dikemudian hari Contact person: 0882-6824-8115

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Transformasi Jadi Asyik: Mahasiswa UIN Raden Fatah Kasih Ilmu di SMPN 56 Palembang

11 Desember 2024   20:12 Diperbarui: 11 Desember 2024   20:31 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa UIN Raden Fatah berfoto bersama siswa SMPN 56 Palembang

Palembang,Kompasiana -- Sabtu, 7 Desember 2024 Sebuah kegiatan edukatif penuh semangat digelar di SMPN 56 Palembang oleh tiga mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, yakni Sausan S., Nurfitriani, dan Aura Wilma Mithaly. Mengusung tema "Belajar Transformasi Jadi Asyik", mereka berhasil memikat perhatian 22 siswa untuk memahami konsep transformasi matematika secara interaktif dan menyenangkan.

Kegiatan ini bertujuan untuk mendekatkan siswa dengan konsep transformasi melalui pendekatan kreatif, sehingga matematika yang sering dianggap sulit bisa terasa lebih sederhana dan seru. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan transformasi?

Transformasi dalam matematika adalah konsep yang mempelajari perubahan posisi, ukuran, atau bentuk suatu objek geometris. Jenis-jenis transformasi meliputi:

1.Translasi -- Pergeseran posisi suatu objek tanpa mengubah bentuknya.

2. Dilatasi-- Perubahan ukuran objek, baik memperbesar maupun memperkecil.  

3. Refleksi-- Pencerminan objek terhadap garis tertentu sehingga posisinya terbalik.  

4. Rotasi-- Perputaran objek terhadap titik tertentu.  

Konsep-konsep ini menjadi dasar penting dalam memahami hubungan geometri dengan dunia nyata. Para mahasiswa memanfaatkan kreativitas untuk menyederhanakan penjelasan sehingga siswa lebih mudah memahami materi tersebut.  

Serunya Belajar Translasi dan Dilatasi

Setelah pemanasan dengan kuis ceria, Sausan S. menjelaskan konsep translasi dan dilatasi menggunakan pendekatan sehari-hari.  

"Bayangkan kamu menggeser meja di kelas ini. Kalau meja digeser sejauh tiga langkah ke kanan, itulah translasi," jelasnya dengan semangat. Ia melanjutkan dengan contoh dilatasi, "Sedangkan memperbesar atau memperkecil ukuran gambar di ponsel adalah contoh dilatasi. Gampang, kan?"  

Penjelasan ini disambut tawa dan anggukan para siswa, yang semakin bersemangat mengikuti pembelajaran. Kombinasi humor dan analogi yang relevan membuat materi terasa lebih nyata dan mudah dipahami.  

Mahasiswa UIN Raden Fatah sedang memperkenalkan materi transformasi 
Mahasiswa UIN Raden Fatah sedang memperkenalkan materi transformasi 

Refleksi dan Rotasi: Belajar Lewat Visualisasi Menarik

Selanjutnya, giliran Nurfitriani yang memaparkan materi refleksi dengan bantuan cermin kecil. Dengan pendekatan visual, ia menunjukkan bagaimana bayangan terbentuk.  

"Refleksi itu seperti kamu melihat bayangan di cermin. Objeknya sama, hanya posisinya terbalik," ujarnya sambil mempraktikkan di depan kelas.  

Kemudian, Aura Wilma Mithaly menjelaskan rotasi dengan menggunakan jam dinding sebagai alat bantu.  

"Bayangkan jarum jam bergerak dari angka 12 ke angka 3. Itu adalah rotasi, perputaran suatu objek pada titik tertentu," katanya. Siswa antusias dan memberikan tepuk tangan atas ilustrasi yang sederhana namun efektif.  

Kuis Interaktif dan Praktik Langsung: Belajar Jadi Lebih Hidup

Untuk menggabungkan refleksi dan rotasi, kedua mahasiswa menciptakan kuis interaktif yang mengharuskan siswa mengidentifikasi jenis transformasi berdasarkan contoh yang diberikan. Dengan cara ini, siswa tidak hanya mendengar penjelasan tetapi juga langsung mempraktikkannya.  

"Seru banget! Biasanya belajar matematika itu bikin pusing, tapi ini kayak main game," ujar salah satu siswa. Hal ini menciptakan suasana kelas yang hidup dan penuh energi positif.

Mahasiswa UIN Raden Fatah sedang menjelaskan materi transformasi
Mahasiswa UIN Raden Fatah sedang menjelaskan materi transformasi

Transformasi Jadi Menyenangkan: Refleksi Kegiatan

Kegiatan ditutup dengan ulasan dari siswa. "Aku paling suka belajar translasi. Kak Sausan ngejelasin pakai contoh yang aku ngerti banget," kata seorang siswa dengan antusias.  

Kesan positif juga datang dari para mahasiswa pengajar. "Kami ingin siswa tidak hanya paham materi, tapi juga merasa matematika itu menyenangkan," ujar Sausan.

Melalui pendekatan yang kreatif dan inklusif, kegiatan ini membuktikan bahwa matematika bukan lagi pelajaran yang menakutkan. Dengan pembelajaran yang interaktif, siswa tidak hanya memahami materi tetapi juga merasa termotivasi untuk terus belajar.  

"Kami percaya, jika didukung guru dan lingkungan yang baik, siswa bisa berkembang lebih jauh, baik secara akademik maupun logis," pungkas Aura Wilma Mithaly.  

Dengan keberhasilan ini, semoga semakin banyak kegiatan serupa yang dapat menginspirasi siswa untuk mencintai matematika dan bidang ilmu lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun