Palembang, Kompasiana--Pada hari Selasa, 3 Desember 2024, tiga pengajar muda mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang prodi pendidikan matematika yaitu Nasrun Alqorieb, Putri Violin, dan Widya Metaloka mengadakan kunjungan ke Sekolah Yayasan Nurul Iman untuk memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan kepada siswa-siswi. Berikut rangkuman kegiatan mereka:
Mengajarkan Matematika Melalui Permainan Interaktif
Kunjungan ke Yayasan Nurul Iman pada Selasa, 3 Desember 2024, diawali dengan sesi pengajaran matematika yang dikemas secara unik oleh Nasrun Alqorieb. Bersama Putri Violin dan Widya Metaloka, mereka memulai dengan permainan sederhana berbasis penjumlahan yang dirancang untuk membuat siswa tertarik. Dalam permainan ini, siswa diminta memikirkan sebuah angka secara acak, sementara Nasrun menggunakan logika matematika untuk menebak angka tersebut.
Permainan ini berhasil memikat perhatian siswa yang sebelumnya merasa matematika sebagai mata pelajaran sulit dan membosankan. Dengan antusias, siswa mencoba berbagai angka untuk menantang Nasrun, yang kemudian mebnjelaskan konsep penjumlahan di balik triknya. Hal ini tidak hanya membuat suasana kelas lebih menyenangkan, tetapi juga menanamkan pemahaman bahwa matematika bisa diaplikasikan secara kreatif dan menghibur.
“Dengan kegiatan ini, siswa yang awalnya merasa matematika tidak asyik menjadi lebih semangat belajar,” ujar Nasrun. Metode ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dapat diubah menjadi aktivitas yang penuh permainan dan interaksi, membuka cara baru untuk mendekatkan siswa pada materi yang sebelumnya dianggap sulit.
Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar matematika, tetapi juga memahami bahwa logika dan pola pikir sistematis bisa digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. Kegiatan tersebut menjadi langkah awal yang membuktikan bahwa matematika sebenarnya bisa menyenangkan jika diajarkan dengan metode yang tepat.
Pembelajaran Statistika yang Interaktif dan Menyenangkan
Setelah sesi pembelajaran matematika berbasis permainan, Nasrun Alqorieb, Putri Violin, dan Widya Metaloka melanjutkan kegiatan dengan memberikan materi statistika kepada siswa SMA Yayasan Nurul Iman. Mereka memperkenalkan konsep modus, median, mean, dan simpangan rata-rata. dengan cara yang inovatif dan praktis.
Putri memulai sesi dengan memberikan ilustrasi sederhana tentang bagaimana statistika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghitung nilai rata-rata ujian atau menentukan data yang paling sering muncul dalam sebuah survei. Sementara itu, Widya memandu siswa dalam menyelesaikan soal latihan interaktif yang menggunakan data nyata dari kegiatan sehari-hari siswa, seperti waktu belajar atau hasil olahraga.
Selain itu, metode pembelajaran tidak hanya berupa ceramah, tetapi juga melibatkan diskusi kelompok. Siswa diajak untuk bekerja dalam tim untuk menyelesaikan soal statistika yang diberikan, sehingga mereka bisa belajar dari satu sama lain. Nasrun kemudian memberikan ulasan tentang jawaban yang telah mereka diskusikan, memastikan setiap konsep dipahami dengan baik.
Keunikan dari sesi ini adalah bagaimana para pengajar muda tersebut membuat siswa merasa terlibat. Mereka menggunakan alat bantu visual, seperti grafik dan diagram, untuk memperjelas konsep. Tak hanya itu, sesi diakhiri dengan kuis singkat berbasis permainan untuk mengukur sejauh mana siswa memahami materi yang telah diajarkan.
Pendekatan ini berhasil mengubah suasana kelas menjadi lebih hidup. Para siswa yang awalnya canggung dan kurang percaya diri, pada akhir sesi terlihat lebih antusias dan aktif bertanya. Mereka merasa bahwa statistika, yang sebelumnya dianggap rumit, ternyata dapat dipahami dengan cara yang menyenangkan dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Meningkatkan Antusiasme Siswa Melalui Metode Kreatif
Sesi pengajaran yang dilakukan oleh Nasrun Alqorieb, Putri Violin, dan Widya Metaloka di Yayasan Nurul Iman tidak hanya memberikan ilmu, tetapi juga berhasil memotivasi siswa untuk lebih antusias dalam belajar. Pada awal kegiatan, siswa terlihat kurang percaya diri dan cenderung pasif, terutama saat menghadapi materi matematika dan statistika yang sering dianggap sulit. Namun, melalui pendekatan kreatif dan interaktif, suasana kelas berangsur-angsur berubah menjadi lebih hidup.
Salah satu kunci keberhasilan adalah cara ketiga pengajar muda tersebut melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan permainan matematika berbasis penjumlahan dan materi statistika yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, siswa merasa lebih terhubung dengan pelajaran. Diskusi kelompok, visualisasi data menggunakan grafik, dan kuis berbasis permainan juga memberikan ruang bagi siswa untuk berpartisipasi aktif.
Putri menjelaskan bahwa pendekatan ini bertujuan untuk menghilangkan rasa takut siswa terhadap matematika. “Kami ingin siswa merasa bahwa belajar itu menyenangkan, bukan tekanan,” ujarnya. Widya menambahkan bahwa penting untuk menjadikan siswa sebagai pusat dari proses belajar, sehingga mereka merasa dihargai dan termotivasi untuk terlibat lebih banyak.
Hasilnya, siswa yang pada awalnya canggung dan tidak antusias, mulai aktif bertanya dan mencoba menyelesaikan soal-soal dengan semangat baru. Beberapa siswa bahkan menyatakan bahwa metode ini membantu mereka memahami konsep yang sebelumnya sulit. “Ternyata belajar statistika bisa semenyenangkan ini,” ujar salah satu siswa.
Kegiatan ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang interaktif dan relevan dengan pengalaman siswa dapat meningkatkan motivasi belajar secara signifikan. Diharapkan, metode ini dapat diterapkan secara luas untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inspiratif di sekolah-sekolah lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H