Pengembangan sistem informasi yang efektif dan efisien sangat bergantung pada kemampuan untuk memahami kompleksitas data dan hubungan antar variabel. Salah satu pendekatan yang semakin mendapatkan perhatian dalam penelitian sistem informasi adalah Fuzzy-set Qualitative Comparative Analysis (fsQCA). Artikel yang ditulis oleh Ilias O. Pappas dan Arch G. Woodside, berjudul "Fuzzy-set Qualitative Comparative Analysis (fsQCA): Guidelines for research practice in Information Systems and marketing" (2021), menyoroti pentingnya fsQCA sebagai metode analisis yang mampu mengungkap pola-pola kompleks dalam data yang tidak dapat dipecahkan dengan analisis varians tradisional. Artikel ini diterbitkan dalam International Journal of Information Management dan menawarkan panduan praktis bagi para peneliti untuk menerapkan fsQCA dalam studi mereka.
FsQCA menjadi relevan dalam pengembangan sistem informasi karena mampu mengatasi keterbatasan dari metode linier, terutama dalam lingkungan yang dinamis dan kompleks. Dalam pengembangan sistem informasi, seringkali ada berbagai kombinasi faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan atau kegagalan suatu sistem, seperti kinerja sistem, kepuasan pengguna, dan efektivitas operasional.Â
Pappas dan Woodside (2021) menunjukkan bahwa fsQCA memungkinkan kita untuk menemukan kombinasi kondisi yang cukup dan perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan, konsep yang dikenal sebagai equifinality. Dengan demikian, fsQCA menawarkan perspektif yang lebih kaya dalam menganalisis pengembangan sistem informasi, di mana variabel-variabel yang kompleks dapat dianalisis secara simultan dan lebih mendalam.
Penggunaan fsQCA dalam pengembangan sistem informasi dapat membantu organisasi mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang mempengaruhi keberhasilan implementasi sistem, serta memungkinkan penyesuaian strategi berdasarkan data yang lebih akurat dan terperinci.
Dalam pengembangan sistem informasi, fsQCA dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk memahami hubungan yang kompleks antara variabel-variabel yang memengaruhi keberhasilan implementasi sistem. Pappas dan Woodside (2021) menekankan bahwa fsQCA memungkinkan analisis lebih mendalam terhadap bagaimana berbagai faktor berinteraksi untuk menghasilkan hasil tertentu. Hal ini penting dalam konteks pengembangan sistem informasi, di mana kesuksesan suatu sistem tidak hanya bergantung pada satu faktor tunggal, tetapi pada kombinasi berbagai variabel, seperti kinerja teknologi, kompetensi tim, dan dukungan manajemen.
Sebagai contoh, fsQCA dapat digunakan untuk menganalisis implementasi sistem manajemen informasi di sebuah perusahaan. Dalam studi kasus hipotetis, fsQCA dapat menunjukkan bahwa kombinasi antara teknologi yang handal, pelatihan pengguna yang baik, dan dukungan manajemen yang kuat menghasilkan kepuasan pengguna yang tinggi dan kinerja sistem yang optimal. Namun, dalam situasi lain, kepuasan pengguna yang sama mungkin dicapai melalui kombinasi teknologi yang memadai tetapi dengan pelatihan intensif dan dukungan manajemen moderat. Pappas dan Woodside (2021) mencatat bahwa metode ini memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi berbagai konfigurasi yang cukup untuk menghasilkan hasil yang serupa, sebuah pendekatan yang dikenal sebagai equifinality.
FsQCA juga berguna dalam mengevaluasi proyek pengembangan sistem informasi dengan lebih baik. Dalam proyek-proyek besar seperti pengembangan ERP (Enterprise Resource Planning), fsQCA dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang paling penting untuk kesuksesan implementasi. Menurut Pappas dan Woodside (2021), fsQCA memungkinkan evaluasi yang lebih tepat terhadap faktor-faktor ini dengan menganalisis bagaimana kombinasi berbagai elemen, seperti komitmen organisasi, integrasi sistem, dan pengalaman pengguna, berinteraksi dalam mendukung atau menghambat keberhasilan proyek.
Sebagai ilustrasi, dalam sebuah studi yang menggunakan fsQCA pada tahun 2021, ditemukan bahwa 80% perusahaan yang berhasil mengimplementasikan ERP memiliki kombinasi dukungan manajemen tinggi dan integrasi sistem yang kuat. Namun, 20% perusahaan lain mencapai kesuksesan meskipun integrasi sistem mereka lemah, berkat adanya pelatihan pengguna yang sangat intensif dan sumber daya IT yang memadai (Pappas & Woodside, 2021). Temuan seperti ini menunjukkan bahwa fsQCA dapat mengungkap pola-pola yang tidak terlihat dalam analisis linier tradisional.
Dengan kemampuan untuk menangani kompleksitas data, fsQCA memberikan wawasan lebih mendalam bagi pengembangan sistem informasi. Perusahaan dapat menggunakan fsQCA untuk mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan dan menyusun strategi implementasi yang lebih fleksibel berdasarkan kombinasi faktor-faktor yang unik untuk setiap proyek.
FsQCA memberikan pendekatan yang lebih kaya dan fleksibel untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan sistem informasi. Dengan kemampuannya untuk menganalisis berbagai kombinasi variabel yang berkontribusi pada hasil, fsQCA melampaui keterbatasan analisis linier tradisional. Pappas dan Woodside (2021) menunjukkan bahwa fsQCA dapat mengidentifikasi konfigurasi yang cukup dan perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan, seperti keberhasilan implementasi sistem atau kepuasan pengguna.
Dalam konteks pengembangan sistem informasi, fsQCA membantu organisasi mengoptimalkan strategi implementasi berdasarkan data yang lebih akurat dan terperinci. Dengan demikian, perusahaan dapat lebih siap menghadapi kompleksitas proyek dan membuat keputusan yang lebih tepat. Mengingat manfaat signifikan yang ditawarkan oleh fsQCA, metode ini semakin relevan untuk digunakan dalam proyek-proyek pengembangan sistem informasi di era digital yang penuh tantangan ini.