Teknologi informasi semakin menunjukkan dampaknya yang signifikan dalam dunia bisnis modern. Salah satu bidang yang merasakan manfaat besar dari kemajuan ini adalah pengambilan keputusan berbasis data, khususnya yang melibatkan banyak variabel dan faktor lingkungan. Dalam artikel ilmiah berjudul A Geographical Information System Based Multi-Criteria Decision-Making Approach for Location Analysis and Evaluation of Urban Photovoltaic Charging Station: A Case Study in Beijing, Zhou et al. (2020) membahas peran sistem informasi geografis (GIS) dan metode pengambilan keputusan multi-kriteria (MCDM) dalam membantu pemangku kepentingan untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam konteks perencanaan infrastruktur energi. GIS dan MCDM dapat digunakan secara efektif untuk menganalisis lokasi-lokasi potensial yang optimal untuk membangun stasiun pengisian daya fotovoltaik di perkotaan.
Dalam konteks bisnis saat ini, tantangan pengambilan keputusan semakin kompleks karena perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor, seperti kondisi geografis, biaya, manfaat sosial, dan aspek lingkungan. Zhou et al. (2020) menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan pendekatan berbasis GIS dan MCDM, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai contoh, model yang mereka gunakan berhasil memilih dua lokasi terbaik dari tujuh alternatif di Beijing untuk stasiun pengisian daya kendaraan listrik berbasis energi terbarukan. Data empiris menunjukkan bahwa lokasi-lokasi tersebut tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga mendukung pengurangan emisi karbon.
Dengan pertumbuhan ekonomi global yang mencapai 2,9% pada 2019 (World Bank, 2020) dan meningkatnya tekanan untuk mengurangi jejak karbon, teknologi seperti GIS dan MCDM menawarkan solusi cerdas untuk meningkatkan efisiensi keputusan bisnis.
Sistem informasi geografis (GIS) dan pengambilan keputusan multi-kriteria (MCDM) menjadi dua elemen penting yang dapat meningkatkan efisiensi dalam pengambilan keputusan, khususnya pada masalah kompleks seperti pemilihan lokasi, pengelolaan sumber daya, dan perencanaan infrastruktur. Dalam artikel Zhou et al. (2020), kedua teknologi ini digunakan untuk menentukan lokasi optimal stasiun pengisian daya kendaraan listrik berbasis fotovoltaik di Beijing. GIS memungkinkan analisis spasial yang memanfaatkan data geografis secara real-time, sementara MCDM menyediakan kerangka kerja yang memungkinkan pengambilan keputusan berbasis banyak kriteria, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
Metode pengambilan keputusan multi-kriteria, seperti Best-Worst Method (BWM) dan TODIM yang diterapkan dalam penelitian Zhou et al., memperlihatkan bagaimana pendekatan ini dapat menyelaraskan antara preferensi subjektif pengambil keputusan dengan kriteria objektif seperti biaya, kelayakan teknis, dampak lingkungan, dan penerimaan sosial. Misalnya, BWM digunakan untuk menentukan bobot subjektif dari kriteria yang dipertimbangkan, sementara TODIM membantu dalam memberi peringkat berbagai alternatif berdasarkan tingkat risiko yang dapat diterima. Model ini terbukti ampuh ketika dua lokasi, yaitu A3 dan A7, muncul sebagai pilihan terbaik di antara tujuh alternatif. Ini membuktikan stabilitas metode tersebut, terutama dengan adanya analisis sensitivitas yang dilakukan terhadap berbagai skenario risiko.
Selain pada sektor energi terbarukan, potensi penggunaan GIS dan MCDM sangat luas dan dapat diaplikasikan di berbagai bidang industri. Dalam e-commerce B2B, misalnya, kedua teknologi ini dapat diterapkan untuk membantu perusahaan menentukan lokasi terbaik untuk gudang atau pusat distribusi yang optimal. Menurut Statista (2020), pasar e-commerce B2B global diperkirakan mencapai USD 12 triliun pada 2020, meningkat dari USD 10,6 triliun pada tahun 2018. Peningkatan ini didorong oleh kebutuhan akan efisiensi rantai pasok yang semakin tinggi, serta pertumbuhan pesat teknologi logistik dan manajemen rantai pasok. Dengan menggunakan GIS untuk memetakan lokasi pelanggan dan pusat distribusi secara optimal, serta MCDM untuk menilai faktor-faktor seperti biaya operasional, infrastruktur, dan aksesibilitas, perusahaan B2B dapat membuat keputusan strategis yang lebih baik.
Dukungan data menjadi salah satu aspek terpenting dalam penerapan metode ini. Seperti yang ditunjukkan dalam studi kasus Zhou et al., penggunaan data berbasis angka dan pemodelan spasial yang tepat memungkinkan pemangku kepentingan membuat keputusan dengan pertimbangan menyeluruh. Dengan demikian, kedua teknologi ini dapat memberikan solusi yang jauh lebih efisien dibandingkan metode konvensional. Kesuksesan model ini menunjukkan bahwa adopsi teknologi canggih dalam pengambilan keputusan tidak hanya bermanfaat bagi sektor energi, tetapi juga dapat memperluas jangkauan e-commerce dan logistik yang lebih ramah lingkungan.
Penerapan sistem informasi geografis (GIS) dan pengambilan keputusan multi-kriteria (MCDM) menawarkan peluang besar bagi berbagai industri untuk meningkatkan efisiensi dan ketepatan dalam pengambilan keputusan strategis. Dalam studi Zhou et al. (2020), kedua teknologi ini berhasil membantu menentukan lokasi optimal untuk infrastruktur energi terbarukan di Beijing, dan model yang sama dapat diterapkan di sektor-sektor lain seperti e-commerce B2B. Dalam konteks B2B, penggunaan GIS dan MCDM dapat mengoptimalkan rantai pasok dan logistik, mengurangi biaya operasional, serta meningkatkan kepuasan pelanggan melalui keputusan yang didasarkan pada data yang akurat dan komprehensif.
Seiring dengan pertumbuhan e-commerce B2B yang diperkirakan mencapai USD 12 triliun pada tahun 2020, penting bagi perusahaan untuk mengadopsi teknologi yang memungkinkan mereka bersaing dalam ekosistem yang semakin kompleks. Penggunaan GIS dan MCDM bukan hanya tentang efisiensi biaya, tetapi juga tentang keberlanjutan jangka panjang, baik dari segi lingkungan maupun bisnis. Oleh karena itu, integrasi teknologi informasi dalam pengambilan keputusan harus menjadi prioritas utama bagi setiap perusahaan yang ingin tetap relevan di era digital ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H