Tidak untuk hanya mementingkan karir jabatannya sebagai pemimpin semata, lebih dari pada itu, bertanggung jawab atas tegaknnya keadilan secara menyeluruh terhadap rakyatnya. Tidak ada yang lebih penting dari keselamatan dan tegaknya keutuhan bangsa dan negara ini, karena itu, setiap pemimpin harus berjiwa besar, mengedepankan kepentingan rakyatnya, serta siap mengorbankan apa pun demi kebaikan bangsa dan negara.
Pemimpin yang tidak memiliki jiwa demikian, dengan hanya memperjuangkan kepentingan diri dan kelompoknya serta tega berkhianat dan membohongi rakyatnya, tak pantas berambisi untuk menjadi pemimpin di negeri ini. Dekadensi pemimpin berakibat pada miskin gagasan, miskin etika, miskin pelayanan dan tanggung jawab. Situasi inilah yang melahirkan ketidakpercayaan rakyat terhadap para pemimpin yang perlu diantisipasi sebagai ancaman keutuhan bangsa dan negara kedepan.
Keadaan dimana kondisi demokrasi telah sampai pada level kritis dan sangat merisaukan, telah menjadi teguran keras seperti yang dikemukakan oleh Robert Maynard Hutchins, “Kematian demokrasi bukanlah karena pembunuhan oleh penyergapan secara tiba-tiba, tetapi merupakan kepunahan secara perlahan yang disebabkan oleh apatis, ketakhirauan, dan kemelaratan”. Maka pemimpinlah yang paling bertanggung jawab atas keberlanjutan serta keutuhan bangsa dan negara kedepan.
Jadilah pemimpin yang amanah sesuai janji-janji politiknya, janganlah engkau hianati rakyatmu yang menaruh harapan besar bagi majunya bangsa ini, hanya karena demi membela pribadimu dan kelompokmu yang akan membawa bencana, yaitu ancaman keutuhan serta beberlanjutan bangsa dan negara ini di masa depan.
*)Lahir di Sumenep, suka menulis dan membaca, sekarang tinggal di Kota Batu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H