Siapa sangka Jakarta yang dulu identik dengan kemacetan, kini punya cerita berbeda? Lima tahun di bawah komando Anies Baswedan, ibu kota kita ini berhasil menata ulang wajah transportasi publiknya. Bukan sekadar omongan kosong - hari ini kita bisa lihat sendiri bagaimana warga Jakarta bisa naik angkutan umum yang nyaman, terhubung satu sama lain, dan yang penting: tidak bikin kantong jebol.
Kemudahan Transportasi yang Dirasakan Masyarakat
"Ini beneran Jakarta?" Begitu kira-kira reaksi Pangestu, ASN yang baru balik ke Jakarta setelah lima tahun menetap di Kalimantan Barat. Dia sampai geleng-geleng kepala lihat perubahan transportasi di Jakarta. "Dulu sih ogah naik transportasi umum. Sekarang? Enak banget! Dari bandara aja tinggal kombinasi TransJakarta sama Kereta Bandara, anti macet, adem, nyaman pula," ceritanya sambil tersenyum.
Nggak cuma Pangestu, Amin yang tiap hari commuting dari Cibinong ke Jakarta juga merasakan hal yang sama. Dulu dia stress tiap pagi bawa mobil, sekarang sudah move on. "Kombinasi TransJakarta sama MRT jadi andalan saya sekarang. Lebih pasti waktunya, nggak perlu pusing cari parkir," ujarnya santai.
Sistem Transportasi Terintegrasi: JakLingko
JakLingko - ini dia yang jadi game changer transportasi Jakarta. Bayangkan, dalam radius 500 meter, hampir semua warga Jakarta sekarang bisa akses angkutan umum. Bukan cuma TransJakarta atau MRT, tapi sampai mikrotrans yang menjangkau gang-gang kecil. Angkanya fantastis: 69 trayek mikrotrans dengan 1.724 armada yang tiap hari mengangkut 234 ribu penumpang. Belum lagi TransJakarta yang sudah melayani 179 trayek dengan lebih dari sejuta penumpang per hari.
Prasarana Pendukung Transportasi Publik
Yang bikin sistem ini makin ciamik adalah perhatian ke detail infrastrukturnya. Trotoar dan jalur sepeda yang kini membentang sampai 103 kilometer, JPO yang nggak lagi angker dan malah nyambung ke halte-halte TransJakarta dan stasiun MRT. Bahkan terowongan Kendal yang dulu serem, sekarang jadi tempat transit yang asyik buat pejalan kaki.
Bus listrik mulai bermunculan di jalanan Jakarta, Park and Ride Thamrin 10 disulap jadi ruang kreatif, dan sepeda-sepeda sharing tersebar di berbagai titik. Ini bukan sekadar fasilitas tambahan, tapi bukti Jakarta serius berbenah menuju kota yang lebih ramah lingkungan.
Indikator Keberhasilan Transportasi Publik di Era Anies
Bicara soal angka, perubahan di era Anies ini nggak main-main. Dari cuma 42 persen jangkauan transportasi umum di 2016, sekarang sudah nyaris 95 persen. Yang tadinya cuma 350 ribu orang per hari naik transportasi umum, sekarang lebih dari 1 juta orang. Dan yang paling oke: dengan sistem ABT, kita cuma perlu bayar maksimal 10 ribu rupiah buat kombinasi TransJakarta-MRT-LRT. Keren kan?
Apresiasi Dunia untuk Transportasi Jakarta
Nggak cuma kita yang bangga, dunia juga mengakui. Tahun 2021, Jakarta jadi kota pertama di Asia Tenggara yang dapat Sustainable Transport Award. Prestasi ini nggak datang dengan sendirinya - ini hasil kerja keras tim Anies yang bikin transportasi Jakarta bisa sejajar dengan kota-kota besar dunia.
Warisan yang Berkelanjutan
Yang bikin sistem ini makin istimewa adalah sifatnya yang inklusif. Dari manula sampai ibu hamil, dari penyandang disabilitas sampai anak-anak, semuanya diperhitungkan dalam desain sistem transportasi Jakarta. JakLingko bukan cuma sistem pembayaran, tapi juga bukti bahwa transportasi publik bisa ramah untuk semua kalangan.
Jakarta sudah membuktikan: transportasi publik yang bagus itu bukan mimpi. Lima tahun kerja keras Anies dan timnya udah bikin ibu kota punya sistem transportasi yang bisa jadi contoh buat kota-kota lain di Indonesia. Semoga ini bukan akhir, tapi awal dari Jakarta yang lebih baik dan nyaman buat semua.