Sudah sejak lama kemerdekaan palestina menjadi salah satu isu yang panas sejak dahulu dan masih terus berlanjut hingga saat ini. Jika ditarik kembali kepada jaman dahulu disaat pasca Perang Dunia II tepatnya pada tahun 1947, PBB mengadakan sidang yang menyangkut permasalah di palestina dan hasil dari perundingan tersebut adalah membagi wilayah menjadi dua bagian yaitu satu negara arab dan satu lagi negara Israel. Dan tentu saja hal tersebut sangat ditolak mentah-mentah oleh pihak palestina dan menimbulkan perang antara masyarakat muslim dan masyarakat yahudi. Perang dimenangkan oleh pihak yahudi dan membuat sebagian wilayah palestina dikuasai oleh pihak yahudi.
Konflik yang terjadi antara palestina Israel ini terus berulang-ulang dan bahkan berevolusi dari tahun ke tahun dan pada tahun 2021 kebencian yang sudah lama dipendam keluar dan tidak dapat dihindarkan. Puncaknya, pada 10 Mei Hamas menembakkan roket ke arah Tel Aviv, ibu kota Israel serta beberapa daerah yang dipahami Israel yang lain. Klaim Hamas, aksi tersebut ialah pembalasan atas agresi Israel di Yerusalem.
Israel kemudian membalasnya dengan serbuan mematikan di Gaza, wilayah kekuasaan Hamas. Bertepatan pada 11 Mei Hamas membalas dengan menghujani roket di Tel Aviv, sehabis serbuan hawa Israel menghancurkan suatu blok gedung bertingkat di Gaza yang diklaim berisi kantor- kantor Hamas. Hari- hari selanjutnya Israel terus membombardir seluruh penjuru Gaza memakai drone serta jet- jet tempur. Beberapa bangunan dihancurkan, ratusan korban jiwa masyarakat Palestina serta Israel berjatuhan.
Mengutip dari Kompas, jumlah korban tewas akibat konflik ini baik dari masyarakat Israel ataupun Palestina berjumlah 255 orang. Departemen Kesehatan Gaza mencatat, paling tidak ada 243 masyarakat Palestina yang jadi korban jiwa, 66 antara lain merupakan kanak- kanak. Sedangkan itu, mengutip Angkatan laut(AL) Jazeera, korban jiwa dari Israel sebanyak 12 orang, tercantum 2 kanak- kanak.
Dari sisi kerugian materiil, otoritas Palestina mengatakan kerugian menggapai 322 juta dolar Amerika Serikat akibat rentetan serbuan hawa yang dicoba oleh militer Israel sepanjang 11 hari. Departemen Perumahan Hamas mengatakan sebanyak 16. 800 rumah rusak akibat pengeboman yang dicoba militer Israel. Dari jumlah tersebut, 1. 800 rumah telah tidak layak huni, serta ribuan unit rumah yang lain sirna rata dengan tanah.
Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa- Bangsa( PBB) buat Hak Asasi Manusia, Michelle Bachelet, lebih dahulu berkata kalau serbuan Israel di Gaza bisa jadi ialah suatu kejahatan perang. Sebaliknya apa yang dicoba oleh Hamas, sudah melanggar hukum humaniter internasional dengan menembakkan roket ke kawasan penduduk sipil Israel.Atas dugaan tersebut, Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada Kamis, 27 Mei 2021 setuju buat melaksanakan penyelidikan internasional terpaut kejahatan perang serta kemanusiaan yang dicoba kedua belah pihak sepanjang konflik 11 hari tersebut. Penyelidikan ini merupakan tindak lanjut dari resolusi oleh Organisasi Kerja Sama Islam( OKI) serta delegasi dari Palestina yang dibawa ke PBB.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menuduh Dewan Hak Asasi Manusia PBB berupaya melindungi serta menutupi seluruh kejahatan" organisasi teroris" Hamas. Menunjang statment Netanyahu, Departemen Luar Negara Israel berkata pasukan militernya berperan cocok dengan hukum internasional, dimana selaku upaya buat melindungi masyarakat negaranya dari tembakan roket Hamas yang tanpa pandang bulu.
Tidak hanya itu, pejuang Hamas jelas menempatkan terowongan dasar tanah, infrastruktur komando serta kontrol, dan peluncur roket di wilayah pemukiman sipil. Penyelidikan oleh Dewan Hak Asasi Manusia wajib meyakinkan kalau Hamas dengan terencana menempatkan peninggalan militer di dekat masyarakat sipil buat melaksanakan" kamuflase" serta menemukan" proteksi".
Di sisi lain, rentetan serbuan hawa militer Israel yang menghancurkan bangunan rumah, perkantoran, serta sarana publik yang lain bisa dikatakan seragam dengan yang dicoba oleh Hamas. Kelainannya, militer Israel didukung oleh intelijen serta persenjataan yang mutahir, gampang saja untuk drone ataupun jet- jet tempur Israel melanda sasaran pembedahan mereka.
Klaim Pemerintah Israel, mereka melanda infrastruktur yang dicurigai selaku tempat komando serta penyimpanan peninggalan militer Hamas. Dikatakan, militer Israel melaksanakan seluruh upaya buat menjauhi korban dari masyarakat sipil, tercantum dengan memperingatkan mereka melalui panggilan telepon saat sebelum serbuan dilancarkan. Tetapi, kita seluruh ketahui berapa banyak penduduk Gaza yang senantiasa jadi korban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H