Mohon tunggu...
Muhammad Faiqul Faris
Muhammad Faiqul Faris Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai, perkenalkan saya Muhammad Faiqul Faris, saya suka hal-hal sosial, suka dengan hal baru selama tidak melenceng dari kebaikan, senang olahraga

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pengelolaan Keuangan Keluarga Islam pada Keluarga Etnis Jawa di Kalimantan timur

31 Oktober 2023   18:20 Diperbarui: 31 Oktober 2023   18:57 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Islam adalah agama yang komprehensif dan universal, agama ini mengatur seluruh aspek kehidupan dari mulai bangun tidur dipagi hari sampai tidur kembali di malam hari telah diatur ketetentuannya di dalam islam, mulai dari kehidupan pribadi, sosial,spiritual, dan matrealistis serta kehidupan setelah kematian (akhirat). Jalannya kehidupan ini (islami) perlu di aplikasikan untuk setiap aspek termasuk kegiatan perekonomian keluarga. Elemen utama dalam ekonomi keluarga adalah pengelolaan keuangan.  Pengelolaan keuangan dalam keluarga islam disebut “Sakinah Finance”. Tentu ini menjadi konsentrasi yang amat penting bagi kesejahteraan individu dan keluarga dalam kehidupan sehari-hari. Setiap keluarga muslim dalam mengelola pengeluaran harus berprinsip pada konsumsi islami, yaitu berorientasi kepada kebutuhan (need) serta mendahulukan manfaat (utility) bukan hanya keinginan.

Pemilihan etnis jawa sebagai obyek yang diteliti di dasarkan pada data bahwa etnis jawa merupakan etnis perantau terbanyak di kalimantan timur, bahkan pada tahun 2010 berdasarkan BSN(badan statistik Nasional) suku jawa memiliki persentase sebanyak 30,24% di hampir seluruh wilayah terutama wilayah transmigrasi dan perkotaan. Sebelumnya tahun 2017 pendapatan per kapita penduduk Kaltim sebesar Rp165.550.000. Tahun 2018 sebesar Rp174.170.000, tahun 2019 Rp180.260.000,oo dan tahun 2020 turun sebesar Rp161.760.000. Etnis ini memiliki karakteristik khusus seperti lembut, agamis, hidup sederhana, hemat, dan kemampuan dalam berdagang. Adapun tujuan dari penelitian ini sendiri adalah untuk mengimpelentasikan mata kuliah Islamic Wealth Management dengan topik pengelolaan keuangan Keluarga Islam pada Keluarga Etnis Jawa di Kalimantan Timur. 

"Sakinah finance" mengacu pada keadaan keuangan keluarga yang memberikan kedamaian dan ketenangan. Kata "Sakinah" berasal dari kata "taskunu" yang berarti diam dan tenang setelah sebelumnya mengalami keadaan goncang dan sibuk. Finance, di sisi lain, mencakup semua hal yang berhubungan dengan uang, yang merupakan alat pembayaran sah. Uang memiliki dua fungsi utama, yaitu untuk mengumpulkan kekayaan dan sebagai sarana berjaga-jaga. Menurut Garman dan Forgue dalam buku "Personal Finance," cara seseorang menghabiskan, menyimpan, melindungi, dan menginvestasikan sumber daya keuangannya merupakan bagian dari konsep finance itu sendiri. Dengan kata lain, "sakinah finance" adalah keadaan di mana keluarga mengelola keuangannya dengan cara yang baik, sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Sehingga menciptakan ketenangan dan berkah dalam penggunaan harta mereka. Untuk mencapai "sakinah finance," pengelolaan keuangan keluarga secara Islami sangat penting. Sebelum melakukan pengelolaan keuangan, ada beberapa hal yang perlu dipahami terlebih dahulu. Berdasarkan survey yang telah penulis laksanakan, keluarga etnis jawa di Kalimantan Timur, 4 dari 5 keluarga dengan skala ekonomi menengah keatas memiliki perencanaan keuangan Islam, dengan asas mendahulukan kebutuhan pokok dibanding keinginan, 3 dari 5 keluarga memperhatikan asas-asas berlandaskan Syariah dalam menjalankan roda ekonomi keluarga dengan baik.

"Pengelolaan keuangan keluarga secara Islam melibatkan sejumlah konsep penting. Pertama, kita perlu memahami pandangan Islam tentang harta benda. Harta benda dianggap sebagai ujian, dan kita adalah pengelola amanat Allah terhadap harta tersebut. Kita harus menggunakan harta dengan bijak dan berderma kepada yang membutuhkan. Harta halal dianggap baik dan berlimpah, sementara harta haram dianggap buruk dan terbatas. Kemudian, dalam Islam, kita yakin bahwa Allah akan memberikan rezeki kepada kita, namun Allah juga menciptakan sarana untuk mendapatkannya. Ada dua komponen penting dalam mendapatkan rezeki: tawakal (kepercayaan dan ketakwaan kepada Allah) dan usaha maksimal. Kita perlu bergantung pada Allah, berdoa, dan bekerja keras.

Penting juga untuk menentukan skala prioritas dalam pengelolaan keuangan, mengutamakan kebutuhan yang paling penting, kemudian yang agak penting, dan seterusnya. Ini membantu kita mengelola uang dengan bijak. Terakhir, membuat anggaran belanja adalah langkah penting untuk menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran. Dalam rangka mengelola keuangan keluarga secara Islam, kita perlu memahami pandangan Islam tentang harta, proses mendapatkan rezeki, menetapkan prioritas, dan membuat anggaran belanja. Hal ini akan membantu kita mengelola keuangan keluarga dengan bijak dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, sehingga menciptakan kebahagiaan dan berkah dalam hidup kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun