Mohon tunggu...
siti faiqotut tanjiriyah
siti faiqotut tanjiriyah Mohon Tunggu... Guru - Trust Allah

Guru belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mari Mendidik dengan Cinta

23 Oktober 2021   04:45 Diperbarui: 23 Oktober 2021   04:56 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Guru  merupakan pemimpin bagi peserta didiknya, karena itu wajib memberikan teladan disamping harus tetap menjalankan fungsinya sebagai mediator dan fasilitator belajar bagi peserta didik, tentunya dengan cinta.  

Love  adalah suka terhadap apa yang disukai, jadi jika murid sudah cinta dulu sama guru karena mendidiknya biasanya disusul dengan suka dengan pembelajarannya. Kalau sudah love semangat belajar nya bertambah dan tanpa terpaksa. 

Tidak ada love dalam pendidikan maka akan berakibat mengerikan, ada love tapi PDKT-nya (pendekatan) salah juga tak kalah membahayakan. Karenanya, love harus kita dudukan dengan benar dan dalam posisi yang balance.

Para Guru dapat mendidik dengan hati dan kekuatan kasih sayang serta cinta, Anak-anak merupakan peniru yang terbaik. Jika diberikan pendidikan dengan cara kekerasan, maka produknya akan penuh dengan kekerasan baik terhadap teman, guru maupun orang tuanya sendiri. 

Mendidik dengan cinta tidak perlu dibebankan  pada akademik. Melainkan, pada standar etika yakni kasih sayang berupa perilaku sopan santun yang ditekankan pada keteladanan para pendidik atau guru.

Ada perkataan menarik dari Ibnu khaldun, "barang siapa yang menerapkan pendidikan nya dengan cara kasar dan paksaan terhadap orang-orang yang menuntut ilmu kepadanya, para budak, atau para pelayannya, maka orang yang dididik olehnya akan dikuasai serba keterpaksaan . keterpaksaan akan membuat jiwanya merasa sempit dan sulit untuk menerima. 

Pentingnya melandasi pendidikan dengan cinta dan kasih sayang membuat pendidikan tidak kehilangan esensinya. Karena jika cinta dan kasih sayang telah hilang dari pendidikan, maka proses pendidikan tak lagi memanusiakan. Pendidikan tak ubahnya penindasan dan pemaksaan.

Absennya cinta dan kasih sayang bisa menyebabkan  sekolah kehilangan daya tarik dan kenyamanannnya. Sekolah bagai penjara bagi peserta didik,belum lagi jika ditambah dengan kekerasan.

Kita sering bertanya-tanya , mengapa orang bisa begitu keras, jahat atau kejam, bahkan kepada orang atau bangsa yang paling cerdas, karena kasih sayang tidak diajarkan dalam pendidikan.

Bangsa kita sedang berusaha mentransformasi pendidikan, sekian lama bergonta-ganti kurikulum dan kebijakan, seakan-akan kehilangan jati diri. 

Kita malu melihat tingkat literasi yang rendah dan dalam tolak ukur lainnya turut tertinggal. Namun jangan sampai itu semua hanya membuat kita melakukan segala sesuatu "agar tidak tertinggal" tapi melupakan nafas utama pendidikan, yaitu cinta kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun