Di sisi lain, Jamu Tradisional Bu Tini juga menjadi contoh inspiratif dari usaha lokal yang merintis dari bawah. Didirikan pada tahun 2019, usaha ini dimulai ketika Bu Tini terlibat dalam kegiatan Program Keluarga Harapan (PKH). Dari sini, ia mulai membuat jamu untuk kebutuhan keluarganya, yang kemudian berkembang menjadi usaha kecil yang menjual jamu kepada masyarakat sekitar dan kerabat yang tinggal di luar Gunung Kawi.
Jamu buatan Bu Tini terdiri dari berbagai jenis, seperti jahe, kunyit, kencur, dan temulawak. Meski produksinya dilakukan setiap hari, Bu Tini menghadapi kendala dalam hal pemasaran dan pengemasan, terutama saat berupaya memperluas jangkauan melalui media sosial. Meski tanpa karyawan, Bu Tini tetap konsisten memproduksi jamu dengan jumlah sesuai permintaan, menekankan kualitas daripada kuantitas.
Menghadapi Tantangan dan Memanfaatkan Peluang
Baik Bu Puput maupun Bu Tini, keduanya menghadapi tantangan yang tidak sedikit dalam mengelola usaha mereka. Dari modal yang terbatas, bahan baku yang kadang sulit didapat, hingga kendala dalam pemasaran, mereka terus berjuang untuk mempertahankan kelangsungan usaha mereka. Namun, tantangan ini juga mendorong mereka untuk lebih kreatif dan adaptif dalam memanfaatkan setiap peluang yang ada.
Usaha-usaha seperti ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi pemiliknya, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga warisan budaya dan tradisi kuliner lokal. Dengan dukungan yang tepat, seperti pelatihan pemasaran digital atau akses terhadap modal yang lebih baik, UMKM seperti Keripik Kabul dan Jamu Tradisional memiliki potensi untuk berkembang lebih jauh dan menjangkau pasar yang lebih luas.
Desa Wonosari, dengan berbagai potensi UMKM-nya, menunjukkan bahwa dengan ketekunan dan inovasi, produk-produk lokal bisa menjadi pilar penting dalam menggerakkan ekonomi desa serta menjaga identitas budaya yang kaya. Selain menciptakan lapangan kerja, UMKM juga turut melestarikan budaya dan kekayaan lokal. Namun, untuk dapat berkembang lebih pesat, UMKM membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, seperti pemerintah, perbankan, dan masyarakat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H