Mohon tunggu...
Faiqotul Lathifah
Faiqotul Lathifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negari Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Konsumsi Seafood Saat Hamil Tingkatkan Resiko Anak Terkena Autis, Benarkah?

22 November 2022   22:34 Diperbarui: 22 November 2022   22:41 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak merupakan anugrah berharga yang diberikan tuhan kepada setiap orang tua. Mempunyai anak yang sehat dan sempurna merupakan harapan yang sangat dinantikan oleh orang tua,karena anak dapat menjadikan harmonis dan bahagianya suatu keluarga. 

Oleh karena itu sering kita jumpai pasangan suami istri yang bercerai karena mereka tidak bisa memiliki keturunan atau orang tua tidak bisa menerima anak mereka yang kekurangan fisik atau memiliki keterbelakangan mental. Salah satu contoh dari anak yang memiliki kekurangan atau menderita keterbelakangan mental adalah autisme.

Autisme merupakan gangguan perkembangan pada anak yang gejalanya sudah timbul sebelum anak itu mencapai usia tiga tahun. Penyebab autisme sendiri adalah gangguan neurobiologis berat yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif (Yayasan Autisme indonesia).

Kebiasaan anak-anak autis sangat terganggu secara fisik maupun mental, bahkan seringkali menjadi anak-anak yang terasing dari lingkungannya dan hidup dalam dunianya sendiri dengan berbagai gangguan mental dan perilaku. 

Perilaku ini biasanya mereka sering bersikap semaunya sendiri dan  tidak mau diatur, perilaku yang tidak terarah (mondar- mandir, lari- lari, manjat- manjat, berputar putar, lompat- lompat, teriak-teriak, agresif, menyakiti diri sendiri, tantrum (mengamuk), susah untuk konsentrasi, memiliki perilaku refetitif atau berulang- ulang.

Seringkali orang tua tidak menyadari bahwa mereka memiliki anak autis, biasanya orang tua baru menyadari ketika melihat anaknya mempunyai perbedaan dengan anak-anak yang lainnya. Orang tua harus bisa menyadari kenyataan bahwa anak mereka memiliki gejala autis atau keterbelakangan mental sehingga disana akan tumbuh rasa kasih sayang lebih, perhatian yang lebih mendalam antara orang tua untuk anaknya.

Menurut Handojo dalam bukunya yang berjudul "Autisme : Petunjuk Praktis & Pedoman Materi untuk Mengajar Anak Normal, Autis dan Perilaku Lain" , beberapa karekteristik dari perilaku autisme pada anak-anak antara lain :

  • Bahasa/ komunikasi

a. Anak yang menderita autisme biasanya memiliki ekspresi wajah yang datar

b. Tidak menggunakan bahasa /isyarat tubuh

c. Jarang memulai dengan komunikasi

d. Tidak meniru tindakan atau suara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun