Mohon tunggu...
Faiqoh NurulHikmah
Faiqoh NurulHikmah Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Moch Sroedji Jember

Saya adalah Dosen dari Universitas Moch Sroedji Jember. Saya aktif menulis artikel di berbagai media massa dan di jurnal kampus saya menjadi Chief Editor dalam SRODJA (Sroedji Journal Administration). Oleh sebab itu, saya ingin berbagi ilmu pengetahuan disini karena saya tertarik dalam bidang menulis dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transaction vs Transformation Cost

30 Oktober 2024   18:19 Diperbarui: 30 Oktober 2024   18:21 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Transaction VS Transformation Cost

       Berikut ini hasil diskusi dari Mata Kuliah Diskursus Ekonomi Politik dari Bapak Adhitya Wardhono ialah Transaction cost yaitu hadir sebelum terjadi putus masalah jual belinya. Akuntan tidak ekonom, orang ekonomi bisa menjadi akuntan. Pola pikir yang berbeda. Ekonomi klasik dan ekonomi non klasik. Klasik percaya bahwa invisble hand yaitu sesuatu berjalan dengan sendirinya. Orang itu sukarela memberi informasi dan mengoptimalkan keinginannya. Orang itu tidak rakus. akhirnya muncul tidak lagi efisien. muncul inefisiensi, akibatnya struktur pasar menjadi tidak sempurna. Ekonomi kelembagaan yang saya bawa adalah dengan kualitatif. Dengan triangulasi, humanistik, induktif dan membahas di tengahnya di Cina waktu itu.

        Ekonomi transaksional itu menarik diluar ekonomi, logika ekonomi itu ada, seperti sosiologi, ekonomi politik, asumsi itu jika tidak hadir bagaimana, karena teori itu eksis jika ditopang dengan kehadirannya. Biaya transaksi adalah memaksa pertukaran. Apakah ini bisa diapakai sebagai alat bagaimana pengukurannya. Mengenai swasambada pangan dan energi terbarukan, untuk menjangkau informasi begitu asimetris informasi sehingga perumahannya gagal. Perumahan gagal di Roxy. Tidak peminat pembeli. Akan ada kantor dan perguruan tinggi yang mendekat. Ternyata sepi di timur selatan yang laku dibanding barat utara. Biaya untuk order di dalam perusahaan manager transaction cost. Maka, ada juga pemahaman bahwa kerangka berpikir ekonomi politiknya bagaimana. Ialah masuk ke dua tipe yang bagaimana transaksi tetap dengan spesifik atau biaya transaksi yang variable.

        Biaya produksi terdapat dari fix cost and variable cost. Biaya transaksi pasar ialah biaya yang tidak masuk dalam biaya produksi dibebankan kepada konsumen contoh monitoring, enforcement and obligation biaya kontrak. Roxy dan Transmart contoh ekonomi yang lebih eksis adalah Roxy karena transaksi cost yang murah, parkir enak, dan ruangannya luas. Kaum muda masuk semua karena di Amerika juga terjadi karena kodifikasi religius itu pasar ekonomi yang besar. Contoh Ustad Hariyono jika di Indonesia. Kalau mau jujur adalah ruang ekonomi kelembagaan yang mahal. North and William son, logika aspek sosial hadir menjadi luar biasa. Actor yang akan memainkan norma. Tipe kepemilikian itu hadir, dalam komunitas pedesaan di negara berkembang biayanya rendah, ikatan emosional hadir, keluarga tetangga sehingga informasi itu gratis. Informasi tersedia sedemikian rupa. 

      Ini mekanisme di ekonomi kelembagaan menjadi mahal informasi itu berbeda halnya dengan di desa. Karena adanya penyimpangan dalam wujud. Lemahnya pengukuran dan kelemahan integritas. Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) membangun sesuatu karena dapat dari luar. Positioning itu kepala desanya bagaimana, jangan sampai menjadi rivalitas di desa. Apa miniatur dari pemerintah dan BUMN. Bumdes bukan representasi dari pemerintah dan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Hanya sebagai entitas ekonomi bedanya pada saat pemilu desa maka BUMDES nya diganti. Konten sosiologi dan antropologinya bagaimana dengan sesi ekonomi politiknya akan berbeda konteksnya.

     Logika neo Klasik adalah BUMDES kepemilikan bersama. Padahal modalnya neo klasik perlu dipikirkan yang eksis ini harus paham. Bagaimana dengan hak kepemilikan desa dan negara serta komunal. Belum terpikir karena desa Badui apakah milik pemerintah atau komunal. Ini yang harus dipahamkan sebagai wahana memajukan kesejahteraan. Jangan sampai lumbung padinya habis, begitu muncul lumbung padinya habis. Hari Jumat misalnya menarik logika berpikir banyak seperti berbagai di masjid. Hak kepemilikan itu berbeda di rezim ekonomi  seperti sosialis. Setidaknya bisa di dekati di sistem swasta berbeda dengan pemerintah.

    Indonesia rezim ekonominya Kapitalis tapi dasarnya sosialis. Aspek Administratif lebih dapat untuk di dekati dalam Bumdes.  Ownership desa, kapitalisasi desa, dan teorinya sosial. Meta Analisis adalah jika ketemu lima orang hebat, tidak perlu cari responden seratus atau seribu. Ekonomi cost adalah konstruksi berpikir atas orang yang menginginkan laba. Profit itu adalah lavenue dikurangi cost. Publik akan terorientasi pada ekonomi. 

      Transaction Processing System (TPS) secara otomatis penanganan data tentang kegiatan bisnis atau transaksi, yang dapat dianggap sebagai sederhana, peristiwa diskrit dalam kehidupan organisasi (Rini et al., 2021). Data tentang setiap transaksi ditangkap, transaksi diverifikasi dan diterima atau ditolak dan divalidasi transaksi disimpan untuk agregasi nanti. Laporan dapat dihasilkan segera untuk memberikan summarizations standar transaksi dan transaksi dapatdipindahkan dari proses ke proses untuk menangani semua aspek kegiatan usaha.

      Misalnya pada Pembelajaran organisasi adalah salah satu sumber terpenting dari keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan (de Geus 1988), serta merupakan pendorong penting bagi kinerja perusahaan (Stata 1989). Mengingat lingkungan yang bergejolak
lingkungan di mana organisasi bekerja, pembelajaran berkelanjutan adalah pendorong utama kemampuan mereka untuk tetap adaptif dan fleksibel - yaitu, untuk bertahan hidup dan bersaing secara efektif (Burke et al. 2006). Penelitian telah menunjukkan bahwa pembelajaran organisasi pembelajaran organisasi mempengaruhi keunggulan kompetitif (Jashapara 2003), kinerja keuangan dan non-keuangan (Bontis et al. 2002; Å kerlavaj/Dimovski 2004; Dimovski/ Å kerlavaj 2005; Jimenez-Jimenez/Cegarra-Navarro 2006), manfaat kolaboratif yang berwujud dan manfaat kolaboratif yang tidak berwujud dalam aliansi strategis (Simonin 1997), biaya
biaya unit produksi (Darr et al. 1995), dan inovasi (Llorens et al. 2005). 

    Dari pengamatan di atas, semoga dapat bermanfaat. 

                                                                                                                                                                                                 Kuliah Online Sabtu, 19 Oktober 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun