Mohon tunggu...
Faiq Nizamuddin
Faiq Nizamuddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Hubungan Internasional, Universitas Jember

Mahasiswa yang memiliki ketertarikan dengan isu-isu Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Globalisasi Ekonomi bagi Indonesia

27 Maret 2023   09:39 Diperbarui: 27 Maret 2023   09:55 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejak zaman dahulu perdagangan lintas antar benua itu sudah terjadi dan tercatat dalam banyak sejarah. Banyak kerajaan-kerajaan yang melakukan ekspedisi untuk mencari komoditas baru maupun untuk menjual hasil bumi atau menjual barang-barang yang dimilikinya. Sekitar 5 abad yang lalu perusahaan yang berada di negara-negara yang memiliki perekonomian yang maju telah meluaskan jangkauan aktivitas ekonomi baik produksi dan perdagangan ke berbagai belahan dunia (Martin, 2002). Perkembangan perilaku tersebut menjadi sebuah fenomena globalisasi dipandang sebagai sebuah gelombang masa depan.

Perkembangan negara dalam menyikapi adanya globalisasi adalah dengan  mereka saling berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dengan melakukan inovasi-inovasi teknologi. Karena perkembangan yang sangat masif terjadi ini dunia terasa ada tanpa batas dan sekat semua menjadi dekat dan saling terhubung. Globalisasi ini telah terjadi di berbagai lini kehidupan mulai dari Ekonomi, sosial, politik, hukum dan lain sebagainya. Menurut Dreher (2006) Globalisasi dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu globalisasi ekonomi, sosial dan politik. Yang pertama, Globalisasi ekonomi adalah keterbukaan perdagangan dan jasa, aliran investasi dan keuangan. Yang kedua, Globalisasi sosial yang merujuk pada migrasi internasional, aliran informasi dan budaya. Yang ketiga, Globalisasi politik merujuk pada perubahan teknologi budaya dan sosial pada sistem politik antar negara.

Ada dua faktor yang menjadikan banyaknya terjadi fenomena globalisasi. Yang pertama, Faktor kemajuan teknologi. Hal ini dikarenakan teknologi khususnya yang berada pada ranah informasi membuat semuanya dari yang jauh menjadi dekat lebih mudah. Teknologi telah membantu komunikasi antar negara maupun perusahaan dengan lebih cepat. Kemajuan teknologi membantu akses transportasi yang modern sehingga bisa menjadi jembatan yang efisien antara tempat di dunia dan transaksi ekonomi bisa melewati batas-batas negara. Mereka saling berpeluang untuk menciptakan sebuah ketergantungan. Yang Kedua, Terjadinya pemusatan dalam kebijakan-kebijakan ekonomi dan politik antar negara. Banyak kemudian tiap-tiap negara melakukan sebuah kerjasama internasional baik tingkat bilateral maupun multilateral. Perkembangan ini terjadi bisa kita lihat dalam jangka waktu beberapa tahun terakhir. Banyak sekali forum-forum kerjasama antar negara didalam bidang ekonomi, politik, lingkungan dan lain sebagainya. Selain itu yang menjadi faktor lain adalah sumberdaya alam yang kurang dalam suatu negara. Sehingga untuk mencukupi kebutuhan hidup negara akan melakukan pencarian sumber daya ke negara-negara lain melalui perdagangan-perdagangan internasional.

Hasil dari globalisasi ini memiliki dampak yang cukup beragam baik dari segi dampak positif maupun negatif. Bagian yang paling terlihat dari dampak positif globalisasi adalah perkembangan teknologi yang masif sehingga dapat membantu pekerjaan di kehidupan manusia, mudah untuk melakukan integrasi atau penyatuan karena globalisasi membuat semuanya bisa terhubung dengan cepat dan ruang-ruang sosial yang multikultural semakin banyak untuk melakukan kerjasama maupun kegiatan-kegiatan yang mendukung taraf hidup manusia. Sedangkan dampak negatif globalisasi adalah terjadinya perilaku konsumtif, tidak ada batasan arus informasi sehingga menyulitkan untuk memilah informasi-informasi yang penting dan yang bohong. 

Globalisasi memiliki pengaruh terhadap perkembangan ekonomi terutama di indonesia. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi menjadi kekuatan dalam membentuk dan menyatukan perekonomian dalam lingkup global. Efek globalisasi dalam perekonomian suatu negara dapat dilihat dari tingkat semakin intensifnya dalam perdagangan internasional juga semakin terbukanya perekonomian suatu negara dengan mudahnya aliran perdagangan dan investasi masuk ke dalam suatu negara. Tidak menutup kemungkinan juga ini akan membuat yang kaya semakin kaya dan yang  miskin semakin miskin karena negara dengan tingkat ekonomi yang lebih unggul akan sangat mendominasi perdagangan internasional dan negara dengan tingkatan ekonomi yang berdaya saing lemah akan lebih sulit untuk melebarkan sayap perdagangannya di lingkup global.

Keterlibatan indonesia dalam dunia perekonomian internasional bisa ditelusuri jejaknya dalam keikutsertaan indonesia di dalam forum-forum kerjasama internasional seperti G20, APEC dan ASEAN dan ada juga forum kerja sama perdagangan dan ekonomi negara-negara ASEAN yang disebut dengan AFTA (Asean Free-Trade Area). Adanya AFTA ini memudahkan terbukanya peluang perdagangan internasional yang lebih besar dan luas. Sehingga memudahkan Indonesia menjualkan produknya ke seluruh ASEAN juga sebaliknya membuat banyak barang dari luar negeri bisa bebas masuk ke dalam negara indonesia. Dalam forum G20, ekonomi tidak bisa dilepaskan dari sebuah digitalisasi agar perekonomian bisa saling terintegrasi dengan baik. Fokus utama bagi mereka adalah dengan membangkitkan ekonomi mulai dari UMKM yang ada di seluruh negara anggota karena UMKM menjadi salah satu penyumbang PDB yang besar yakni 60% dengan total jumlah UMKM sebanyak 65,46 juta unit. Menurut data BPS indonesia, Jika dibandingkan dengan negara lainnya di ASEAN indonesia berada di Posisi 4 dengan pertumbuhan sebesar 5,3 % pada tahun 2022. Posisi pertama di tempati oleh Malaysia dengan 8,7 %, Vietnam 8,0 %, Filiphina 7,6 %. 

Menteri koordinator Bidang Perekonomian menyampaikan, bahwa Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 lebih tinggi daripada pertumbuhan sebelum COVID-19 terjadi. Pada kuartal ke IV tahun 2022 Ekspor mampu tumbuh sebesar 14,93 persen (yoy). Sementara itu Impor tumbuh sebesar 6,2 persen (yoy) dengan didorong oleh kenaikan barang modal dan bahan baku. Begitu juga di seluruh indonesia terus mengalami penguatan ekonomi. Pulau jawa yang memiliki kontribusi besar dalam perekonomian di indonesia tumbuh sebesar 56,48% kemudian disusul oleh pulau sumatera dengan 22,04 persen dan kalimantan 9,23 persen. Indikator di sektor eksternal juga menunjukkan kondisi yang cukup baik bisa dilihat pada cadangan devisa yang meningkat, ekspor impor yang masih positif walaupun berjalan lambat, nilai tukar rupiah dan indeks saham gabungan yang menguat.

Pemerintah harus waspada dan menyiapkan antisipasi terhadap kondisi perekonomian global. Dengan didukung oleh kerjasama dan juga penguatan teknologi bisa membantu semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia. Momen-momen saat ini menjadi ketua ASEAN 2023 harus benar-benar dimanfaatkan untuk menciptakan iklim ekonomi yang sehat dan berkeadilan. UMKM perlu diberikan fasilitas agar semakin digital dan terintegrasi ke dalam rantai global. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun