Mohon tunggu...
Ahmad Faiq Al Hasani
Ahmad Faiq Al Hasani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka apapun yang penting bermanfaat untuk sesama kita.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sri Mulyani: Pemimpin yang Cerdas dan Berakhlak Mulia

31 Desember 2023   08:21 Diperbarui: 31 Desember 2023   08:21 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Keuangan Republik Indonesia, yaitu Sri Mulyani Indrawati, S.E., M.Sc., Ph.D. (Liputan6.com)

Sebuah susunan sosial seperti keluarga, organisasi, ataupun negara sudah pasti membutuhkan pemimpin yang dapat memimpin susunan tersebut. Pemimpin ini sangat berpengaruh terhadap anggotanya. Suatu pemimpin dari sebuah susunan sosial memiliki akhlak yang benar agar mampu memberikan contoh yang benar juga bagi susunan sosial tersebut. Hal ini mengandung alasan yaitu suatu pemimpin yang benar akan mempengaruhi anggota dalam susunan sosial yang terbentuk. Apabila suatu pemimpin memiliki nilai positif yang dilihat berdasarkan akhlak yaitu memiliki akhlak yang baik dan mulia maka efek yang akan timbul adalah pada anggota susunan sosial. Dan sebaliknya, apabila suatu pemimpin memiliki nilai negatif yang dilihat berdasarkan akhlaknya yaitu memiliki akhlak yang buruk dan tidak mulia maka dengan mudah akan memberikan pengaruh negative kepada anggota dari susunan sosial yang terbentuk.

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, perlu ditanamkan sikap yang disertai dengan akhlak yang baik. Sikap dan akhlak yang tertanam dalam diri masing-masing tentu akan membuat seimbang untuk melakukan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari Semua tanpa terkecuali perlu menanamkan hal ini, agar dengan mudah menjadi kebiasaan yang bernilai positif. Tetapi, banyak orang kurang menyadari akan pentingnya akhlak yang menjadi fokus untuk menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga tidak sedikit dari masyarakat luas yang memahami akan pentingnya akhlak yang baik dan juga memilikinya dapat menilai diri semdiri maupun orang lain. Jadi keseimbangan dapat tercipta yang dimulai dari menanamkan akhlak juga pada orang yang belum memiliki paham tentang akhlak maupun tidak memiliki akhlak yang baik. Akhlak akan tercipta perlahan dengan diimbangi usaha seseorang yang ingin menciptakan akhlak yang benar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Akhlak yang baik setelah terbentuk pada seseorang maka akan dengan mudah mengikuti dan menyaring dengan baik arus kehidupan sehari-hari dalam masyarakat maupun dalam dunia luar. Seseorang akan paham dengan baik aturan, norma, atau undang-undang yang sudah diterapkan dalam masyarakat, perkotaan, atau negara dan mampu memikirkan mana yang pantas dan mana yang tidak pantas menjadi perlakuan pada orang terdekat maupun orang lain. Kemudian akhlak yang dapat menjadi pemikiran kritis seseorang seperti dalam menentukan pilihan, membuat keputusan, dan bertanggung jawab. Pilihan yang ditentukan oleh seseorang dengan proses mempertimbangkan keadaan dalam waktu tertentu, membuat keputusan setelah menentukan pilihan juga perlu mempertimbangkan pendapat orang tentang bagaimana pilihan kita yang memberikan dampak bersama, dan bertanggung jawab atas resiko yang mungkin hadir sebagai masalah baru yang sudah diperkirakan sejak menentukan pilihan akan solusi terbaiknya.

Hal tersebut adalah nilai positif yang cukup bagi seseorang dalam berperilaku sebagai seseorang yang berakhlak baik. Karena awal menjadi pribadi yang memiliki akhlak yang baik dimulai dari pemikiran kritis tersebut dapat menjadi pengembangan lebih jauh lagi, seperti kemampuan menoleransi perbedaan yang ada, mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, dan jiwa gotong royong. Sebagai contoh dari pribadi yang memiiliki akhlak yang baik, yaitu Nabi Muhammad SAW. Bagi kaum Muslimin terkhusus akan mengerti bagaimana beliau menjadi pribadi yang memiliki akhlak yang baik, diluar itu Nabi Muhammmad SAW juga merupakan pemimpin bagi kaum Muslim selama 14 abad yang lalu. Dan ternyata Nabi Muhammad SAW diciptakan oleh Alllah SWT dengan tujuan menyempurnakan akhlak. Dalam perkataan beliau dalam hadits, "Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak" (HR. Al-Baihaqi). Hadits tersebut cenderung untuk membuat peradaban manusia di dunia supaya memperbaiki akhlak supaya menjadi baik, karena dengan akhlak yang baik itulah umat manusia dapat hidup di dunia dan dinilai sebagai insan yang mulia dimata Allah SWT.

            Di zaman Rasulullah SAW. disampaikan sebagai pemimpin terbaik dalam abadnya. Tentu Rasulullah dapat memberikan cerminan sifat yang perlu dimiliki sebagai refleksi untuk diri manusia masing-masing jika menginginkan ada di posisi sebagai pemimpin.

Siddiq

       Cerminan dari sifat Rasulullah SAW adalah siddiq. Siddiq berarti jujur, artinya perlunya kita bersifat jujur. Kejujuran ini mampu membuat orang lain dapat percaya kepada kita apabila kita menyesuaikan ucapan dan juga tindakan.

Amanah

       Cerminan diri untuk menjadi pemimpin seperti teladan Rasulullah SAW adalah bersifat Amanah. Amanah artinya dapat dipercaya, mudahnya seseorang terbangun kepercayaan orang dengan mudah adalah dengan bersifat amanah.

Fathanah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun