Jiwa-jiwa yang dibawa Angin
Faiqbal Latif
aliran udara memukul-mukul jendela
menderitkan setiap kaca
raga yang berjaga di gravitasi
sadar tidak sadar jiwanya dibawa angin melewati pintu-pintu
Yang ber-roda berhenti sejenak,
menyambung nafas dengan air wudu
yang ber-jalan ikut membasuh kalbu
mengambil air dengan tangan yang tunduk-tawaduk akan goresan pisau kehidupan
Jiwa-jiwa ini datang dari segala penjuru
membasuh wajahnya
menderitkan doa-doa
mengembalikan kepada Jiwa
berkali-kali aku coba menghanguskan jiwaku
yang dari waktu ke waktu membatu
mensujudkannya dari arogansi
menenggelamkannya dari yang paling tinggi
aku duduk di sebalah jendela
yang tak henti menderitkan suara
mengejekku, mendorong ke sebrang
menusukkan diriku pada panah jiwaku
Sedangkan
jiwa-jiwa itu terus datang dari segala penjuru
membasuh wajahnya dengan rapal doa
sekalipun hangus raganya
mereka terus berjalan
tersebab segala jiwa adalah jiwa-Nya
Pemalang, September 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H