Mohon tunggu...
Faiq Baihaqi
Faiq Baihaqi Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Saya Mahasiswa semester 7 dari Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Alien dalam Perspektif Sains dan Agama Islam

17 Desember 2019   18:35 Diperbarui: 17 Desember 2019   19:03 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah tuhan yang Maha Mencipta. Makhluk-Nya tak terhingga banyaknya, sebagian dari makhluk-Nya ada yang kita ketahui dan begitubanyak juga yang tidak kita ketahui. Apalagi bila kita berbicara tentang makhluk ghoib maka lingkup pembicaraannya akan semakin luas lagi. Allah Subhanahu wa Ta'ala memang mewajibkan percaya atas keberadaan makhluk ghoib, sebagaimana yang di sebutkan di Surat Al-Baqarah ayat 2-4 yang artinya:

Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (Al-Baqarah:2).

(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. (Al-Baqarah:3).

Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (Al-Baqarah:4).

Tentu saja bila dikaitkan dengan makhluk ghoib yang jenisnya beragam adanya makhluk asing juga yang di sebut Alien di langit atau luar bumi, menjadi sesuatu yang bukan mustahil. Tetapi bila Alien yang dimaksud adalah makhluk biologi yang cerdas secara ekplisit Al-Qur'an memang tidak ada yang menyebutkannya. 

Meski begitu bukan berarti tidak ada isyarat ke arah tersebut sama sekali. Saya mencoba membaca buku yang berjudul 'Sains dalam Al-Qur'an: Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah' karya Dr Nadiah Thayyarah. Al-Qur'an ternyata membenarkan adanya makhluk lain di luar Bumi.

Hal itu dibenarkan dalam firman Allah yang berbunyi, "Dan segala apa yang ada di langit dan di bumi yaitu semua makhluk melata, dan para malaikat hanya bersujud kepada Allah. Dan mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri." (An-Nahl: 49).

Selain ayat tersebut, Allah SWT pun bersabda di ayat lain, "Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah penciptaan langit dan bumi dan makhluk-makhluk melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila Dia menghendaki." (Asy-Syura: 29).

Allah SWT pun menegaskan dalam surat An-Nur ayat 45 di mana semua makhluk melata yang diterangakan sebelumnya adalah terbuat dari air. 

"Dan Allah menciptakan semua makhluk melata dari air. Sebagian dari mereka ada yang berjalan di atas perutnya, sebagian lagi berjalan dengan dua kaki, dan sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (An-nur: 45).

Dari penjelasan tersebut, mungkin sebagian dari Anda berpendapat kalau malaikat termasuk dalam kelompok melata yang disebutkan. Tetapi, itu pandangan yang salah. Sebab, malaikat terbuat dari cahaya dan tidak berjalan di atas Bumi. Sedangkan yang dimaksud dengan 'dabbah' (makhluk melata) itu ialah makhluk hidup yang anggota tubuhnya disusun dari air sebagai unsur pembentuk utamanya, di mana pun makhluk itu berada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun