Mohon tunggu...
Azka Muhammad
Azka Muhammad Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wonorejo Timur, Jalanku atau Jalanmu?

15 Desember 2016   11:29 Diperbarui: 15 Desember 2016   11:39 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tambak di area timur Wonorejo | dokumen pribadi

Kelurahan Wonorejo merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Rungkut, Surabaya. Dengan luas ±650ha, menjadikannya kelurahan nomor dua terluas di Kecamatan Rungkut.  Kelurahan Wonorejo merupakan salah satu daerah penyangga bagi kota Surabaya pusat. Sebagai salah satu daerah penyangga, keberadaan Kelurahan Wonorejo semakin penting seiring dengan berjalannya waktu. Tidak bisa dipungkiri semakin berkembang dan majunya suatu daerah semakin banyak penduduk yang menempati daerah tersebut. Penambahan penduduk terjadi karena beberapa faktor, antaranya kelahiran dan migrasi. Hal ini secara langsung mempengaruhi kepadatan penduduknya.

Luas kelurahan Wonorejo berbanding terbalik dengan jumlah penduduknya. Tercatat sampai bulan November 2016 jumlah penduduk sebanyak 15.863 jiwa, yang jika dibandingan dengan kelurahan lain di Kecamatan Rungkut hanya menempati urutan dua terbawah dibandingkan kelurahan-kelurahan lain. Hal tersebut juga yang menjadikan Kelurahan Wonorejo memiliki tingkat kepadatan penduduk terendah. Kedua hal diatas menandakan masih banyak wilayah Wonorejo yang tidak dijadikan perumahan/permukiman dan belum dimanfaatkan.

Data lain menyebutkan bahwa pertambahan penduduk di Kecamatan Rungkut cukup tinggi, salah satunya terbagi ke Kelurahan Wonorejo. Bertambahnya penduduk suatu daerah berimbas pada kebutuhan perumahan dan permukiman yang semakin meningkat. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya perumahan-perumahan baru yang dibangun di Kelurahan Wonorejo. Sekarang sudah ada ±14 perumahan yang dibangun di Kelurahan Wonorejo, dengan 4 perumahan yang berada di area timur Wonorejo. Daerah timur Wonorejo merupakan daerah tambak-tambak dengan struktur tanah alluvial. Daerah terebut juga dekat dengan wilayah konservasi mangrove yang semakin menegaskan bahwa tanah didaerah ini sebenarnya tidak difungsikan sebagai perumahan pada awalnya.

Animo masyarakat pendatang untuk mencari lahan tempat tinggal di Kelurahan Wonorejo yang tinggi semakin mendukung para pihak pengembang untuk membangun perumahan-perumahan baru. Ditambah dengan fakta bahwa Wonorejo merupakan kelurahan nomor dua paling luas di Kecamatan Rungkut, tetapi kepadatanya nomor dua paling akhir dibandingkan dengan kelurahan lain di Kecamatan Rungkut. Perumahan-perumahan yang dibangun pasti mengorbankan lahan lain yang harus dialihfungsikan. Di Kelurahan Wonorejo, yang paling besar kemungkinannya untuk dialihfungsikan dan dijadikan lahan perumahan tidak lain adalah tambak-tambak milik warga. Para pengembang tidak ragu untuk membayar mahal tambak-tambak tersebut agar berganti hak milik. Dan hasilnya tambak-tambak yang masih ada saat ini hanya ¼ dari total tambak pada awal daerah tersebut ditinggali oleh masyarakat.Permasalahan yang timbul bukan hanya berkurangnya ruang terbuka hijau karena diganti dengan lahan perumahan. Dalam hal ini pemerintah Kelurahan Wonorejo tidak bisa banyak berbuat, karena sebagian besar lahan tambak saat ini sudah dimiliki oleh pihak swasta dan pengembang. Permasalahan lain yang muncul adalah akses jalan menuju perumahan baru di daerah timur Wonorejo. Akses jalan menuju perumahan-perumahan baru masih menyatu dengan jalan lingkungan asli daerah. Jalan yang dimaksud adalah jalan Wonorejo Timur. Jalan tersebut dulunya  adalah buatan masyarakat asli Wonorejo, sehingga arahnya masih tidak teratur. Jalan Wonorejo Timur memang saat ini sudah beraspal, namun kondisi aspalnya bukanlah aspal yang mampu menampung volume kendaraan dalam jumlah besar.

Pada awalnya jalan Wonorejo Timur tidak difungsikan untuk menampung kendaraan dengan volume besar, tetapi dengan pembangunan perumahan baru mau tidak mau jalan tersebut harus dilalui oleh kendaraan berat yang membawa material untuk pembangunan perumahan. Tidak hanya kendaraan berat yang lalu lalang, volume kendaraan roda 4 dan roda 2 juga semakin bertambah dengan adanya perumahan baru di daerah Timur Wonorejo. Adanya perumahan baru ditambah dengan adanya obyek wisata Konservasi Mangrove Wonorejo membuat banyak pengunjung yang lalu lalang setiap harinya lewat jalan ini. Lebar jalan Wonorejo Timur bervariasi, mulai dari yang berkisar ±7 m sampai ada yang sangat mepet untuk dilalui 2 mobil berlawanan arah sekaligus. Pelebaran ruas jalan sangat sulit untuk dilakukan karena harus menggusur rumah warga sekitar. Memang tidak semua warga mungkin menolak rumahnya untuk dijadikan ruas jalan tambahan, tetapi hal ini tetap saja sulit untuk dilakukan.

Hingga saat ini belum ada kerusakan di jalan Wonorejo Timur, namun efek keramaian yang ditimbulkan cukup menganggu masyarakat. Kemacetan sering terjadi pada saat-saat tertentu dan didaerah tertentu. Lalu lalang kendaraan juga menimbulkan kebisingan. Dengan makin berjalannya waktu tidak dimungkinkan akan terjadi penambahan penduduk, terutama terkonsentrasi di perumahan baru di area timur Wonorejo. Karena di perumahan tersebut masih banyak rumah yang belum bertuan. Hal ini tidak bisa dihindarkan mengingat Kelurahan Wonorejo yang sangat potensial dan mendukung untuk dijadikan perumahan. Pemerintah Kelurahan Wonorejo pun tidak menyangkal hal tersebut, mereka siap mendukung para pendatang yang akan masuk ke Wonorejo.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah pemerintah Kelurahan Wonorejo siap dengan efek dan resiko yang terjadi dengan penambahan penduduk di daerahnya? Segala hal sangat mungkin terjadi, bisa baik maupun buruk. Tapi persiapan sudah mesti dilakukan mulai saat ini. Ketersediaan prasarana dan sarana menjadi hal mutlak yang harus ada untuk mendukung laju pertumbuhan penduduk dan bertambahnya tingkat kepadatan penduduk. Jika tidak ditangani dan dipersiapkan, ketersediaan jalan dan akses bisa menjadi masalah dikemudian hari. Hal terburuk yang mungkin saja terjadi adalah Jalan Wonorejo Timur tidak lagi bisa menampung volume kendaraan yang melewatinya setiap hari dan terjadi perebutan akses jalan antara warga asli Wonorejo dengan para pendatang. Tapi semoga saja hal itu tidak terjadi, karena masih ada waktu untuk mempersiapkan dan memperbaiki keadaan.

Jadi, jangan sampai suatu hari nanti muncul pertanyaan: Wonorejo Timur, jalanku atau jalanmu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun