Umat muslim di dunia pada tanggal 10 Dzulhijjah 1435 H serentak merayakan Idul Adha. Semua Muslim berbondong-bondong berlomba-lomba dalam kebaikan dengan cara mengorbankan hewan ternak baik itu kambing, sapi atau onta. Â Dengan harapan, pengorbanan yang dipersembahkan tersebut semata-mata untuk menggapai ridho Allah SWT semata. Semua elemen masyarakat pun dapat menikmati daging kurban tersebut dengan penuh rasa syukur dan suka cita. Bagi mereka yang sangat jarang memakan daging hewan, Idul adha ini adalah suatu keberkahan tersendiri. karena di hari ini, mereka dapat menikmati daging yang begitu banyak.
Momentum seperti ini, sesungguhnya memiliki sarat akan makna. Mulai dari orang yang menyediakan hewan kurban, memiliki harapan bahwa rizki yang mereka miliki dapat memberikan kemanfaatan bagi orang banyak dengan menyedekahkan hewan kurban. selain itu, mereka yang berkurban tentunya semata hanya ingin mendapatkan pahala dari Allah SWT semata. Disamping itu, ternyata sisi akherat lah yang melatar belakangi semangat mereka dalam berkurban. Dari inti sari khutbah yang saya dengar di Masjid Al Muhajirin, Komplek perumahan wisma harapan II, Depok. Bahwasannya, di padang Mahsyar saat semua manusia ingin berjalan di jembatan Shirotol Mustaqim yang mana jalurnya tersebut adalah layaknya sehelai rambut yang dibelah menjadi 7 bagian, kekuatannya melebihi baja, dan ketajamannya melebihi samurai. Perjalanan tersebut bisa ditempuh hingga 1000 tahun. Dari sini lah, Allah memberikan keringanan bagi umat Islam, agar kelak ketika melewati jemabatan tersebut, mereka yang dulu mengurbankan hewan, akan dibangkitkan hewan tersebut sebagai kendaraan mereka melintasi jembatan tersebut.
Dilihat dari sisi lain, makna sosial yang terkandung sangat memiliki nilai manfaat yang begitu besar. Aspek sosial yang diharapkan dari Idul Adha ini bahwasannya setiap manusia dapat menikmati daging qurban, sebagaimana orang lain juga dapat menikmati. walau itu satu tahun sekali. Aspek hubungan sosial ini lah, yang selalu akan menjadi persatuan dan kekuatan umat muslim dalam membangun sebuah jaringan yang bernama ukhuwah islamiyah. Ibadah seperti ini lah yang tidak dimiliki umat lain. Ibadah yang selalu berulang setiap tahun, dengan sisi akherat yang mengental, dan juga aspek sosial yang membumi. Sehingga Islam hadir sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam.
Ibadah berkurban, selain sebagai peningkatan mutu keimanan dan mencari ridho Allah, merupakan satu perayaan yang sangat memperhatikan aspek sosial. berbagi untuk sesama adalah wujud nyata dari berkurban. Umat lain mungkin tidak memiliki momentum seperti ini. Dan Islam menghadirkannya dengan ajaran yang sangat menyeluruh dari sendi kehidupan. semoga bagi yang berkurban, diterima semua amal ibadahnya oleh Allah SWT. dan juga semoga hanya keikhlasan dan ridho Allah lah yang dicari. Bukan hanya pujian, sanjungan, dan kepameran belaka. Semoga Allah swt, memberikan keselamatan bagi kita semua baik di dunia maupun di akherat.
Wallahu a'alam Bish showaab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H