Istilah "power" atau diterjemahkan dengan kekuatan atau kekuasaan, ini sedang menjadi primadona kata yang sedang hangat diperbincangkan.
Istilah yang sedang ramai diperbincangkan yaitu istilah "people power", saya menerjemahkannya sebagai kekuatan yang berbasis masyarakat. Entah apa visi dan misi serta tujuan yang diinginkan, tergantung orang yang menggunakannya.
Bisa juga "people power" diartikan sebuah gerakan yang tumbuh dari masyarakat akan pentingnya sebuah kebersihan, pentingnya kesadaran lingkungan, atau pentingnya mengkroscek berita-berita yang bernada provokatif yang cenderung kadang tidak akurat alias hoaks. Dengan hemat kata istilah ini bermakna kekuatan kolektif masyarakat akan sebuah tujuan yang diinginkan.
Saya memandang, bagaimana kalau kalimat tersebut kita ganti dengan "pesantren power". Ya, ini lah sebuah kekuatan yang mengakar dan menghujam sangat kuat di tubuh masyarakat. " Pesantren power", ketika era mbah Hasyim Asy'ari menjadi sebuah kekuatan, pendobrak, pembakar api semangat jihad dalam mengusir penjajah, sehingga muncul sebuah gerakan dari mbah Hasyim Asy'ari dengan resolusi jihadnya.
Maka, pada era sekarang, bagaimana gerakan "pesantren power" menjadi sebuah langkah strategis dalam mengambil peran penting dalam masyarakat dengan berbasis pesantren.
"Pesantren power" yang bisa menjadi inisiator perubahan suatu tatanan masyarakat yang baik, religius, dan berakhlak.
"Pesantren power" bisa menjadi sebuah gerakan yang didasari kekuatan lokal wisdom pesantren untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Wujud perubahan ini bisa dimulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, hingga berbangsa dan bernegara.
"Pesantren power", adalah gerakan kekuatan yang bersumber dari pesantren. Pesantren untuk perubahan bangsa dan dunia ke arah yang lebih baik.
" pesantren power" adalah upaya gerakan mencerdaskan masyarakat berbasis keilmuan pesantren. Membimbing, membina, serta mendidik masyarakat agar bisa menjadi masyarakat yang tawassuth, tawazun, dan i'itidal.
Wallahu a'alam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H