Mohon tunggu...
Failaa
Failaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa semester 1

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rindu yang Meradang

13 Desember 2022   10:07 Diperbarui: 13 Desember 2022   10:21 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rindu yang Meradang

Detik jam terus berlalu. Dentum jantung mulai berdenyut kelu. Nek Siti sapaan tetangga seberang rumahku yang diam membisu di dalam  sebuah rumah berdinding tinggi tanpa ada keluarga yang peduli.

Tak ada lagi celoteh suara anak anaknya

Tak ada lagi tawa riang anak -- anaknya

Rumah berdinding tinggi itu sunyi, hanya menyisakan seorang nenek tua yang penuh rasa kesepian duduk di sebuah kursi goyang. Rumah terasa semakin sunyi, setelah ditinggal separuh jiwanya menghadap Tuhan.

Setiap pagi aku melewati depan rumahnya, tak lupa menyapa. Minggu pagi saat aku libur bekerja aku menyempatkan mengunjungi rumahnya. Dulu aku dan kedua anaknya sangat dekat bahkan aku sering menghabiskan waktuku di rumah Nek Siti bersama kedua anaknya.

Kak Rita dan Kak Rina sapaan sikembar anak kesayangan Nek Siti, mereka berdua sudah lama tak mengunjungi orang tua satu -- satunya. Sudah bertahun -- tahun sejak mereka memutuskan menikah dan tinggal di luar kota mereka tak pernah sekalipun mengunjungi ibunya bahkan sekalipun tak pernah menelepon.

Saat aku mendapat tugas luar kota dari kantor, aku tak sengaja bertemu kak Rita di sebuah cafe dekat tempatku. Kita banyak berbincang dan aku pun tak lupa mengingatkan kak Rita dan kak Rina agar segera menemui ibunya yang sudah tua renta. Memanfaatkan waktu bertemu kak Rita aku meminta nomor telepon dan akun sosial medianya agar tetap terhubung dengannya.

Tepat setelah satu tahun bertemu dengan kak Rita waktu itu. Aku kembali bertanya ke Nek Siti apakah sikembar sudah mengunjunginya. Betapa terkejutnya aku saat mengetahui ternyata baik kak Rita maupun kak Rina tidak pernah sekalipun mengunjunginya bahkan tak pernah menelepon.

Karena geram aku mencoba menghubungi kak Rita. Namun tak mendapati jawaban apapun, aku tak patah semangat dan mencoba lagi menghubungi lewat social medianya. Lagi -- lagi aku tak mendapatkan apapun akun itu sudah lama tidak aktif.

Aku sangat kasihan melihat keadaan Nek Siti diusianya yang semakin senja ia tidak bisa berkumpul dengan anak -- anaknya. Entah ada masalah apa dalam keluarga itu hingga anaknya tidak ingin berkumpul kembali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun