Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan fasilitas penting dalam manajemen sampah yang memiliki peran vital dalam menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Namun, penutupan TPA dapat membawa dampak yang signifikan terhadap lingkungan sekitarnya, termasuk potensi penyebaran penyakit menular di masyarakat. Artikel ini akan membahas dampak penutupan TPA Piyungan terhadap penyebaran penyakit menular dan upaya mitigasi serta tindakan preventif yang dapat diambil untuk mengurangi risiko tersebut.
TPA Piyungan merupakan salah satu lokasi pembuangan akhir sampah yang telah beroperasi selama bertahun-tahun. Namun, Penutupan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Piyungan di Yogyakarta pada tahun 2021 berdampak signifikan terhadap epidemiologi penyakit menular di wilayah tersebut,penutupan TPA ini membawa sejumlah dampak yang perlu diperhatikan, terutama terkait dengan penyebaran penyakit menular di masyarakat. Beberapa dampak yang mungkin terjadi akibat penutupan TPA Piyungan antara lain:
Dampak Positif:
- Penurunan resiko penyakit menular :Penutupan TPA Piyungan membantu mengurangi paparan terhadap penyakit menular seperti gatal-gatal dikulit,batuk-batuk, dan sesak yang disebabkan oleh lalat yang hingap dan berterbangan yang mengganggu aktivitas Masyarakat sekitar TPA
- Perbaikan kualitas udara :Penutupan TPA Piyungan membantu mengurangi polusi udara ,debu,polusi suara ,bau menyengat atautidak enak terutama saat musim hujan.hal ini dirasakan oleh Masyarakat yang tinggal di daerah TPA.setelah penutupan TPA ini hal-hal tersebut sudah mulai berkurang yang sebelumnya hal ini sangat menggagu aktifitas Masyarakat sekitar TPA walaupun lama kelamaan hal tersebut sudah dianggap biasa oleh Masyarakat sekitar TPA.
- Perbaikan kualitas Lingkungan sekitar : Penutupan TPA Piyungan membantu mengurangi adanya pencemaran lingkungan ,limbah cair mengkontaminasi sumur sumur warga, jalan rusak dan berlubang dikarenakan setiap harinya dilalui sebanyak ±160 truk yang membawa muatan sebanyak 350‐400 ton sampah.yang sebelum adanya penutupan hal tersebut mengganggu Masyarakat sekitar TPA.
Dampak negatif:
- Ekonomi :Dampak dari penutupan TPA Piyungan Sebagian besar masyarakat sekitar TPA pada kehilangan mata pencarian karna sebelumnya Sebagian besar mata pencarian Masyarakat sekitaran TPA adalah sebagai pemulung.
- Munculnya penyakit penyakit baru:Penutupan TPA Piyungan dikhawatirkan dapat menyebabkan munculnya penyakit baru dikarenakan terjadinya penumpukan sampah diarea permukiman warga yang dapat menyebabkan terjadi penyakit penyakit baru terutama ssat musim hujan tiba dapat jadi sarang nyamuk aegypti yang menyebabkan demam berdarah dan juga jadi sarang lalat yang bisa menyebabkan diara karna berterbangan Dimana-mana membawa banyak bateri yang disebabkan oleh sampah yang sudah tidak dikelola disisi lain juga sudah tidak adanya pemeriksaan secara gratis oleh pengelola TPA yang sudah tutup.
- Peningkatan Risiko Penyakit Menular: Dengan penutupan TPA, potensi penumpukan sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular, terutama melalui vektor seperti tikus, lalat, dan nyamuk.
- Kontaminasi Air Tanah dan Air Permukaan: Dekomposisi sampah di TPA dapat menyebabkan pencemaran air tanah dan air permukaan dengan zat-zat berbahaya yang berpotensi menjadi media penyebaran penyakit.
- Peningkatan Populasi Vektor Penyakit: Tanpa pengelolaan yang tepat, penutupan TPA dapat menyebabkan peningkatan populasi vektor penyakit seperti tikus dan lalat, yang dapat menjadi pembawa penyakit bagi manusia.
- Gangguan Kesehatan Masyarakat: Penyebaran penyakit menular dapat menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, terutama bagi mereka yang tinggal di sekitar area penutupan TPA
Untuk mengurangi dampak penutupan TPA Piyungan terhadap penyebaran penyakit menular di masyarakat, diperlukan sejumlah upaya mitigasi dan tindakan preventif, antara lain:
- Pengelolaan Sampah Terpadu: Implementasi sistem pengelolaan sampah terpadu yang mencakup pemilahan sampah di tingkat rumah tangga, pengomposan, dan pengolahan sampah organik secara terpisah dapat mengurangi jumlah sampah yang akhirnya mencapai TPA.
- Peningkatan Pengawasan Lingkungan: Diperlukan pengawasan lingkungan yang ketat untuk memantau kualitas air tanah dan air permukaan di sekitar area penutupan TPA. Pemantauan terhadap populasi vektor penyakit juga penting untuk mengambil tindakan preventif yang tepat.
- Penyuluhan dan Pendidikan Masyarakat: Melalui program penyuluhan dan pendidikan masyarakat, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan dampak penutupan TPA terhadap kesehatan masyarakat.
- Penggunaan Teknologi Ramah Lingkungan: Pemanfaatan teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan sampah seperti pengolahan anaerobik dan penggunaan energi terbarukan dapat membantu mengurangi dampak lingkungan dari penutupan TPA.
- Penguatan Sistem Kesehatan Masyarakat: Diperlukan penguatan sistem kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menangani potensi penyebaran penyakit menular, termasuk upaya deteksi dini dan penanganan kasus.
- Kesadaran Masyarakat tentang kebersihan lingkungan harus tinggi,semisal rajin mencuci tangan dengan sabun dan rajin membersihkan lingkungan sekitar
- Surveilans Epidemiologi, Pantau perkembangan penyakit dan identifikasi potensi wabah.
penutupan TPA piyungan Yogyakarta memiliki dampak yang signifikan terhadap penyebaran penyakit menular di masyarakat namun,dengan implementasi upaya mitigasi dan tindakan preventif yang tepat resiko tersebut dapat dikurangi secara signifikan,penting bagi pemerintah,masyarakat dan berbagai pemangku penting lainnya untuk bekerja sama dalam menjaga kesehatan lingkungan dan masyarakat serta mengurangi dampak negatif dari penutupan TPA piyungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H