Pada konteks inilah, Al Ghazali mengakui bahwa wahyu sangat diperlukan dalam memahami realitas dan instrumen yang dapat sampai pada realitas yang tidak dapat digapai akal adalah intuisi (zauq atau wijdan). Al Ghazali meyakini bahwa intuisi dapat mengantarkan pada puncak kebenaran melalui nur ilahi yang diberikan kepada hati. Â Ilmu yang diperoleh melalui intuisi kemudian dikenal dengan sebutan ilmu laduni. Ilmu laduni yaitu adalah hadirnya cahaya ilahi yang telah mengalami penyempurnaan. Menurut AL Ghazali, ada empat cara untuk memperoleh ilmu laduni. Yang pertama yaitu dengan mengumpulkan ilmu sebanyak-banyaknya. Lalu melakukan latihan (riyadloh) dengan sebaik mungkin. Yang ketiga dengan bertafakur dan yang keempat dengan cara melakukan penyucian jiwa (tazkiyatu an nafs).
Â
Disadur dari karya Dr. Agus Abdul Rahman, M.Psi., Psikolog yang berjudul Sejarah Psikologi dari Klasik hingga Modern
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H