Tim pelaksana program pengabdian dari Departemen Perikanan Tangkap, yang terdiri dari Dr. Indradi Setiyanto, SSt, MPi, Kukuh Eko Prihantoko, S.Pi, M.Si, Ir. Bambang Argo Wibowo, M.Si dan Faik Kurohman, S.Pi, M.Si, Kamis 12 November 2020 melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada kelompok nelayan di Tambakmulyo, Tanjung Mas, Kota Semarang. Desa Tambakmulyo lebih dikenal secara umum dengan sebutan Tambaklorok. Wilayah ini merupakan salah satu sentra nelayan kecil yang ada di pesisir Kota Semarang. Nelayan di Tambaklorok di dominasi nelayan kecil dengan armada penangkapan ikan berukuran <10 GT. Adapun tipe kapal perikanan di wilayah ini adalah kapal kayu tipe sopek dengan ukuran panjang rata-rata 8 m dan lebar 2,5 m.
Ketersediaan armada penangkapan ikan berbahan dasar kayu menjadi permasalahan tersendiri di lokasi ini. Keterbatasan ketersediaan kayu menjadikan harga perahu cukup tinggi. Jika nilai finansial armada penangkapan ikan cukup tinggi, maka akan menjadi beban cost dari usaha penangkapan ikan. Demikian juga kebutuhan akan perawatan kapal, akan menjadi beban biaya operasional dalam usaha penangkapan ikan. Ikan hasil tangkapan yang cenderung menurun dan fluktuatif, menjadikan ketidakpastian pendapatan bagi nelayan dan ini menjadi beban ekonomi.
Pada kesempatan ini, Tim pengabdian kepada masyarakat yang merupakan Dosen dari Program Studi Perikanan Tangkap, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP berupaya memberikan knowledge bahan material alternatif yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan perahu sebagai armada penangkapan ikan yaitu bahan fiber. Material fiber yang ringan memungkinkan nelayan untuk dengan mudah menambatkan perahunya. Biaya perawatan yang relatif ringan, memungkinkan perahu dengan bahan fiber memiliki jangka pakai yang panjang dan dapat menekan biaya operasional dalam hal perawatan.
Kelompok nelayan yang terlibat dalam kegiatan ini adalah kelompok nelayan dari KUB Tunas Mina dengan ketua kelompok adalah Bapak Mahdluri. Para peserta kegiatan menyampaikan antusiasme yang tinggi atas pelaksanaan kegiatan program ini. Nelayan juga dibekali dengan modul panduan berjudul “Fiber sebagai Bahan Alternatif dalam Pembuatan Perahu”. Modul ini memuat berbagai bahan fiber dan proses pembuatannya, sehingga dapat digunakan nelayan sebagai panduan dalam implementasi fiber sebagai bahan dasar membuat perahu.
Tim pengabdian juga memberikan penjelasan tentang berbagai jenis bahan untuk pembuatan perahu dengan bahan fiber disertai dengan metode pembuatannya. Peserta kegiatan memiliki harapan untuk keberlanjutan program yaitu adanya pelatihan teknis yang dilaksanakan secara langsung dalam pembuatan perahu dengan bahan fiber yang juga melibatkan salah satu Balai Besar miliki Kementerian Kelautan Perikanan yang ada di sekitar Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H