PendahuluanÂ
       Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman, terdiri dari lebih dari 17.000 pulau, ratusan suku, bahasa, dan agama. Keberagaman ini, meskipun menjadi kekuatan, juga menghadirkan tantangan dalam menjaga persatuan. Perubahan global menuntut bangsa Indonesia untukk memperkuat ketahanan nasional dalam berbagai aspek, baik fisik maupun non-fisik. Dalam konteks ini, bela negara menjadi salah satu pilar utama dalam menjaga kedaulatan dan mempersiapkan masa depan bangsa, termasuk institusi pendidikan tinggi seperti Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA), yang berkomitmen pada pembentukan karakter islami, kebangsaan, dan profesionalisme mahasiswanya.
      UNISSULA, sebagai salah satu universitas berbasis nilai-nilai islam, memiliki visi untuk membangun generasi penerus yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan tetapi juga memiliki jiwa nasionalisme yang kuat. Dengan mengedepankan pendidikan yang menanamkan nilai-nilai integrasi nasional, UNISSULA telah memberikan kontribusi nyata dalam membangun persatuan di tengah keberagaman. Melalui peran lulusan yang berkiprah di berbagai bidang, UNISSULA menjadi bagian penting dari upaya bela negara dalam menyongsong masa depan bangsa.
Bela Negara Sebagai Solusi
     Dalam menghadapi TAHG yang semakin kompleks, bela negara menjadi bagian penting dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa. Bela negara tidak hanya berarti mengangkat senjata, tetapi juga melibatkan peran aktif seluruh elemen masyarakat dalam berbagai bidang, seperti:
- Penguatan Pendidikan dan Karakter Bangsa
- Penddikan berperan penting dalam membentuk generasi yang cinta tanah air, memiliki wawasan kebangsaan, serta mampu bersaing di Tingkat global. Penanaman nilai-nilai Pancasila dan semangat kebhinekaan menjadi landasan utama dalam bela negara.
- Peningkatan Ketahanan Ekonomi
- Dengan memperkuat sektor ekonomi, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada negara lain. Â Bela negara di bidang ekonomi mencakup peningkatan daya saing UMKM, pengembangan teknologi local, hingga penguatan keahanan pangan.
- Penguasaan Teknologi dan Inovasi
- Dalam era yang semakin canggih ini, penguasaan teknologi menjadi kunci utama untuk daya bertahan dan bersaing. Mahasiswa memiliki peran besar untuk meningkatkan ataupun terus berinovasi, baik di bidang teknologi, Pendidikan, maupun sektor industry kreatif.
- Kolaborasi dan Gotong Royong
- Bela negara juga berarti memperkuat semangat kebersamaan diantara Mahasiswa. Melalui kolaborasi antar fakultas, mahasiswa dapat lebih siap menghadapi ancaman multidimensi yang ada
Dalam konteks pendidikan, UNISSULA memberikan kontribusi signifikan dengan menanamkan jiwa bela negara pada mahasiswanya. Pendidikan berbasis nilai yang diterapkan di UNISSULA menjadi landasan bagi para lulusan untuk mengembangkan harmoni sosial di tempat mereka berkiprah. Hal ini sejalan dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika, di mana keberagaman dipandang sebagai kekuatan, bukan kelemahan.
Tantangan Semangat Bela Negara di Kalangan Mahasiswa
      Mewujudkan semangat bela negara di kalangan mahasiswa Indonesia merupakan suatu tantangan yang kompleks, terutama dalam konteks menciptakan generasi yang berdaya saing. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi:
Kurangnya Kesadaran dan Pemahaman: Banyak mahasiswa yang belum sepenuhnya memahami makna bela negara. Pendidikan tentang nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air perlu ditingkatkan agar mereka menyadari pentingnya peran mereka dalam pembangunan bangsa.
Pengaruh Globalisasi: Globalisasi membawa berbagai nilai dan budaya asing yang kadang-kadang bertentangan dengan nilai-nilai lokal. Mahasiswa perlu didorong untuk tetap bangga dan berkomitmen pada identitas nasional mereka sambil tetap terbuka terhadap perkembangan global.
- Kualitas Pendidikan: Tingkat pendidikan yang bervariasi di seluruh Indonesia dapat memengaruhi pemahaman mahasiswa tentang bela negara. Program pendidikan yang terintegrasi dengan nilai-nilai kebangsaan perlu diperkuat di semua jenjang pendidikan.
- Keterbatasan Akses Sumber Daya: Tidak semua mahasiswa memiliki akses yang sama terhadap sumber daya untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Ini dapat menghambat partisipasi aktif dalam kegiatan yang mendukung semangat bela negara.
- Keterlibatan dalam Aktivitas Sosial: Mahasiswa sering kali lebih fokus pada akademik dan karier pribadi, sehingga kurang terlibat dalam kegiatan sosial yang mendukung bela negara. Mendorong partisipasi dalam organisasi sosial dan kegiatan sukarela dapat menjadi solusi.
- Persepsi Negatif terhadap Pemerintah: Ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah dapat menyebabkan apatisme di kalangan mahasiswa. Penting untuk menciptakan dialog yang konstruktif antara mahasiswa dan pemerintah agar mereka merasa memiliki peran dalam proses pembangunan nasional
      Dalam menghadapi tantangan ini, UNISSULA hadir dengan strategi pendidikan yang komprehensif. Kurikulum yang berbasis nilai islami dan nasionalisme di UNISSULA tidak hanya membekali mahasiswa dengan pengetahuan akademis tetapi juga dengan karakter yang kuat untuk mengatasi berbagai tantangan bangsa. Lulusan UNISSULA didorong untuk menjadi agen perubahan yang mampu menjaga dan memperkuat integrasi nasional di mana pun mereka berada.