Mohon tunggu...
Faijul Sarifuddin
Faijul Sarifuddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar Mahasiswa

Saya adalah pribadi yang suka menulis dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Opini: Kapitalisme dan Negara: Hubungan yang Simbiotik namum Kontroversial

5 Januari 2025   06:50 Diperbarui: 5 Januari 2025   06:50 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapitalisme uitgelegd & y.is/pinterest

Kapitalisme dan negara memiliki hubungan yang saling bergantung, meskipun kadang bisa bersifat kontradiktif. Dalam sistem kapitalisme, negara berfungsi tidak hanya sebagai pengatur, tetapi juga sebagai alat pelindung dan penguat dari struktur ekonomi Kapitalisme yang mendominasi. Meskipun demikian, ketegangan antara kebutuhan pasar bebas dan intervensi negara sering kali menimbulkan kontroversi.

Di satu sisi, negara memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas kapitalisme dengan menciptakan dan menegakkan aturan yang memastikan sistem ekonomi kapitalis berjalan lancar. Kebijakan fiskal dan moneter yang stabil, perlindungan terhadap hak milik pribadi, serta penyediaan infrastruktur adalah contoh konkret dari bagaimana negara mendukung kapitalisme. Tanpa peran negara, kapitalisme bisa dengan mudah mengalami keruntuhan atau ketidakstabilan, mengingat pasar bebas tidak selalu bisa mengatur dirinya sendiri, terutama dalam menghadapi krisis ekonomi dan konflik sosial.

Namun, di sisi lain, hubungan ini juga berpotensi menimbulkan ketimpangan. Negara sering kali dianggap sebagai alat untuk memperkuat dominasi kelas kapitalis pengusaha dan pemilik modal, sementara menekan kepentingan kelas pekerja atau masyarakat miskin. Kebijakan pro-korporasi, subsidi untuk industri besar, dan pengabaian terhadap kesejahteraan sosial sering kali menguntungkan segelintir orang, sementara mayoritas justru menderita akibat kesenjangan yang semakin memburuk.

Contohnya bisa kita lihat dalam praktik neoliberalisme, di mana negara seringkali mengurangi peranannya dalam menyediakan layanan publik untuk memberikan ruang yang lebih besar bagi sektor swasta. Kebijakan ini tidak hanya memperburuk ketimpangan sosial, tetapi juga menciptakan ketergantungan pada pasar yang semakin tidak terkendali.

Secara keseluruhan, kapitalisme dan negara memang memiliki hubungan simbiotik, namun ini adalah simbiosis yang sering kali mengarah pada ketidakadilan. Negara bisa memperkuat kapitalisme, tetapi dalam banyak kasus, hal ini juga berpotensi memperburuk ketimpangan dan merugikan kelas pekerja. Oleh karena itu, penting bagi negara untuk menemukan keseimbangan yang efektif antara menjaga stabilitas ekonomi dan stabilitas sosial. 

Tanpa regulasi yang bijaksana dan perhatian terhadap keadilan sosial, hubungan ini bisa terus menjadi sumber konflik sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun