Mohon tunggu...
Faijul Sarifuddin
Faijul Sarifuddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar Mahasiswa

Saya adalah pribadi yang suka menulis dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

OPINI: Pendidikan sebagai Sarana Memanusiakan Manusia: Antara Idealisme dan Realitas

2 Januari 2025   14:30 Diperbarui: 2 Januari 2025   14:30 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(creativity Intelligence & KamN/pinterest)

Pada perkembangan pengetahuan yang telah melewati berbagai fase hinga mencapai pada wujud pendidikan yang ideal. Pendidikan seharusnya dipahami sebagai usaha untuk menyempurnakan moral, mengasah pemikiran, dan meningkatkan peradaban. Dalam hal menyempurnakan moral, pendidikan bertujuan membentuk individu yang bijaksana, memiliki pertimbangan etis, dan mampu bersosialisasi dengan baik dalam kalangan masyarakat. Sementara itu, pendidikan yang mengasah akal bertujuan untuk mengubah ketidaktahuan menjadi pengetahuan, melatih seseorang berpikir kritis, serta membuka wawasan melalui berbagai sudut pandang. Pendidikan juga memainkan peran penting dalam pembangunan, sebagai jembatan pengetahuan antar-generasi.Akumulasi pengetahuan ini bertujuan menciptakan kehidupan manusia yang lebih baik. Pendidikan memfasilitasi penciptaan teknologi, menanamkan nilai toleransi, dan mengajarkan penghormatan terhadap hak-hak sesama. Namun, seiring perkembangan kapitalisme, tujuan mulia pendidikan sebagai sarana memanusiakan manusia telah tereduksi. Kapitalisme, dengan sifatnya yang eksploitatif, mengubah pendidikan menjadi komoditas. Penindasan dalam pendidikan terlihat dari hegemoni kurikulum, di mana kekuasaan memiliki kendali penuh atas perumusan dan implementasi kurikulum. Kurikulum sering kali menjadi alat proyek ekonomi, seperti pengadaan buku, bukan demi kepentingan masyarakat.

Kurikulum yang terus berubah-ubah justru mengubah kualitas pendidikan. Sistem pendidikan saat ini lebih berorientasi pada pembentukan tenaga kerja daripada, pengembangan kreativitas dan melatih kemampuan berpikir kritis. Perubahan pendidikan yang mengikuti perubahan politik menyebabkan sistem pendidikan menjadi tidak konsisten. Bahkan, pendidikan sering kali menjadi alat politik untuk mempertahankan kekuasaan.

Pendidikan saat ini terlihat lebih tunduk kepada kepentingan penguasa daripada masyarakat. Akibatnya, dunia pendidikan kehilangan daya kritisnya dan menjadi alat penindasan sistematis. Kurikulum yang ada tidak mencerminkan realitas ketertindasan masyarakat, melainkan lebih diarahkan untuk mendukung kapitalisme global.

Pendidikan di Indonesia berada di bawah pengaruh neoliberalisme, di mana otonomi pendidikan hanya membuka jalan bagi komersialisasi. Pendidikan tidak lagi menjadi hak semua orang, melainkan hanya dapat diakses oleh mereka yang memiliki kemampuan ekonomi. Sistem pendidikan yang liberal ini menekankan pada keterampilan teknis, tetapi sering mengabaikan nilai-nilai moral. Akibatnya, peserta didik menjadi "robot" yang terampil tetapi tidak memiliki kepekaan etis dan kesadaran moral.

Krisis pendidikan juga tercermin dalam praktik jual-beli nilai, gelar, dan ijazah. Minimnya perhatian pemerintah terhadap infrastruktur pendidikan semakin memperburuk keadaan, membuat pendidikan hanya menjadi mimpi bagi masyarakat miskin. Realitas ini menunjukkan bahwa pendidikan telah menjauh dari nilai-nilai dan filosofisnya.

Untuk mengatasi masalah ini, kita perlu kembali kepada nilai-nilai Pendidikan. berbasis kesadaran danpengetahuan yang harus mampu mengintegrasikan keinginan sistem modern dengan nilai-nilai pendidikan dan kemanusiaan. Pendidikan tidak hanya harus menyentuh aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik, sehingga dapat menciptakan individu yang cerdas, kreatif, dan beradab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun