Indonesia belakangan ini diperlihatkan dengan fakta dan fenomena gaya hidup Hedonisme, yang merasuk di setiap kalangan dan Generasi.
Fakta dan fenomena ini tampaknya hanya segelintir namun, dengan berkembangnya zaman tampaknya semakin menjalar di berbagai kalangan seperti. Pelajar, pejabat dan politisi, yang ikut tengelam dalam siklus kehidupan itu.
Seiring dengan berkembangnya sistem kapitalisme yang semakin pesat di semua sektor kehidupan. Saat ini pemenuhan hasrat dan orientasi kehidupan semuanya seakan terfokus pada keberlimpahan materi. Â Sehingga hasrat memiliki barang ternama, tren, mahal dan ekslusif menjadi dorongan dan keharusan seseroang untuk memilikinya untuk memenuhi gaya hidup yang mewah.Â
Sistem kapitalisme yang mengharuskan keuntungan dari peran Masyarakat, Â dalam hal ini uang akhirnya hanya melahirkan kalangan bermateri yang bisa memuluskan kepentingan otoritas tertentu.Â
Inilah yang menyuburkan system kapitalisme, Â dalam hal ini uang menjadi komponen penting dalam hal transaksi (bayar membayar). Kapitalisme menyadari akan peluang keuntungan dari berbagai sektor seperti. Pendidikan, menjadi pejabat, syarat masuk pekerjaan, biaya kesehatan hingga politik bahkan dalam kehidupan yang lebih formal seperti hasrat memiliki barang ternama, tren, mahal dan ekslusif. Â
Bahkan perkbangan pengaruh budaya Kapitalisme. kini seakan mendikte bahwa uang adalah segalanya. uang penentu kebahagiaan dalam kehidupan. Â
Seolah kemiskinan harus dihilangkan sehingga kita harus hidup dengan keberlimpaan materi. Padahal pada hakekatnya, kenyataan hidup, resiko hidup dan dilema penderitaan hidup, harus di paksa.
Tentu saja posisi kaum poletar dan kalangan klas bawah adalah posisi yang tidak diuntungkan dan memgbarkan kecemburuan dari kondisi sosial seperti ini.Â
Akses untuk mendapatkan keinginan dan kebutuhan mereka semakin sulit, karena uang adalah prasyarat utama untuk menjamin keberhasilan dan penentu serta penjamin semua keperluan, kebutuhan dan kepentingan.
Slogan yang miskin makin miskin dan yang kaya makin kaya seakan menjadi-jadi dan telah menjadi undang-undang dalam kehidupan Sosial.Â
Akhirnya siklus kehidupan sosial terus mengambarkan penindasan, kesenjangan sosial, diskriminasi, hingga keserakahan, akan terus mengalir dalam kehidupan masyarakat kita bahkan generasi ke depan