Anak usia sekolah dasar, yakni 6-12 tahun umumnya rentan terkena berbagai masalah kesehatan, termasuk Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh mereka yang belum sepenuhnya berkembang, sehingga pada usia ini anak mudah terinfeksi berbagai virus. Respons imun yang belum sempurna berkaitan erat dengan pembentukan antibodi terhadap antigen tertentu masih minim, sehingga produksi protein interferon (IFN) yang berfungsi sebagai penghambat replikasi virus belum maksimal.
Pemberian edukasi terkait pencegahan DBD pada anak usia sekolah dasar diperlukan agar meningkatkan pengetahuan dan perubahan perilaku yang dapat dimulai sedini mungkin. Penyuluhan dilakukan kepada kelompok anak sekolah dengan pendekatan yang interaktif, sehingga materi edukasi yang diberikan dapat mudah dipahami dan dijalankan dengan baik. Salah satu upaya edukasi kesehatan yang dapat dilakukan kepada anak usia sekolah adalah dengan penayangan video animasi terkait cara penularan dan upaya pencegahan DBD.
Kegiatan intervensi dilaksanakan oleh salah satu mahasiswa PKL MBKM SKM Penggerak UNNES 2024. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada Selasa, 8 Oktober 2024 dengan sasaran siswa dan siswi kelas V dan VI SD Negeri Tegalsari 03, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo. Dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, dilakukan penayangan video animasi yang berdurasi 4 menit 27 detik. Video menjelaskan tentang perkembangbiakkan nyamuk Aedes aegypti, cara penularan virus dengue, serta upaya pencegahan DBD dengan "3M Plus". Setelah penayangan video, sesi tanya jawab dan diskusi interaktif diadakan untuk memperdalam pemahaman siswa. Pemilihan intervensi ini dilakukan karena video animasi disajikan dengan visual yang menarik dan bahasa yang mudah dipahami, sehingga diharapkan dapat menarik minat belajar siswa dan memotivasi siswa untuk menerapkan upaya pencegahan DBD.Â
Kegiatan berjalan dengan sangat lancar dan mendapatkan respons positif dari seluruh peserta. Selain adanya dukungan dari pihak sekolah, penayangan video animasi terkait DBD dilakukan karena sejauh ini belum pernah ada sosialisasi dengan media video animasi di SD Negeri Tegalsari 03. Selain itu, video animasi terkait cara penularan dan upaya pencegahan DBD ini dapat digunakan kembali oleh pihak sekolah untuk ditayangkan sebagai sosialisasi edukasi kepada siswa dan siswi lainnya. Dengan demikian, sekolah juga dapat berperan dalam memberikan edukasi kepada siswa dan siswi sehingga upaya pencegahan DBD dapat berjalan secara optimal.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H