Mohon tunggu...
Fadli Ulil
Fadli Ulil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bissmillah...

Seorang Kompasianer yang ingin berbagi manfaat melalui tulisan. Kunjungi akun saya : twitter : @fadli_ulil | Instagram : fadli.ulil | Blog : www.fadliulil.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Eksistensi Radio Pada Era Digital?

14 Februari 2017   23:00 Diperbarui: 15 Februari 2017   00:07 5031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | suarasurabaya.net

Sebelumnya saya mau mengucapkan selamat hari radio sedunia. 

Pada tanggal 13 februari kemarin merupakan hari radio sedunia lho! sempat timbul pertanyaan di dalam benak saya mengenai bagaimana eksistensi radio pada era digital seperti sekarang ini?

Radio mengalami masa keemasanya pada era tahun 80-90an dimana belum banyak media lainnya seperti sekarang ini.

Pada tahun 90an saya sering mendengarkan beberapa siaran radio yang saya sukai, baik siaran musik, dongeng, berita dan sebagainya. Termasuk suka kirim atensi, kirim salam buat teman-teman dekat, tetangga, saudara atau seseorang yang special dan tidak lupa juga buat reques lagu favorit tentunya.

Bergeser ke tahun 2000an kegemaran saya mendengarkan siaran radio tersebut lalu beralih ke acara menonton tv. Kalau pun mendengarkan radio paling hanya sesekali saja, mungkin waktu itu radio bukan lagi media satu-satunya untuk mencari hiburan dan informasi.

Memasuki era digital seperti sekarang ini, jika dilihat dari banyaknya media yang menyajikan beragam informasi dan hiburan, sepertinya radio nasibnya akan tersingkirkan. tapi hebatnya, ternyata radio mampu bertahan walaupun banyak gempuran dari beragam media lainnya seperti tv, smartphone, internet dan sebagainya.

Jika secara bentuk fisiknya, radio sudah mulai jarang diminati. Coba lihat di toko elektronik, sekarang ini jarang sekali menemukan orang yang dengan sengaja mencari radio untuk membelinya. Sekalinya ada mungkin hanya sedikit peminatnya, salah satunya mungkin para kolektor barang antik. Karena untuk mendengarkan siaran radio kini sudah bisa lewat beragam media lainnya seperti pada player yang berada pada mobil, smartphone dan sebagainya.

Perkembangan zaman memberikan banyak pilihan, termasuk untuk memilih hiburan dan informasi dari beragam media membuat keberadaan radio semakin terpojokan, kebanyakan orang mendengarkan radio hanya pada saat mengendarai mobil atau mungkin saat di warung makan dan warung kopi di pinggir jalan serta lainnya. Walaupun masih ada pendengar setianya tapi jumlahnya mungkin tidak sebanyak dulu.

Kendati demikian tapi keberadaanya masih tetap saja eksis sampai sekarang, menurut Nielsen Radio Audience Measurement mencatat bahwa meskipun internet tumbuh pesat tapi tidak berarti bahwa jangkauan akan pendengar radio menjadi rendah.

Walaupun penetrasi media tv 96%, media luar ruang sebesar 52% dan internet 40%. namun media radio masih cukup baik berada di angka 38% pada kuartal ketiga pada tahun 2016.

Masih menurut data dari Nielse, hingga pertengahan tahun 2016 radio masih didengarkan oleh sekitar 20 juta orang indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun