Mohon tunggu...
Fadli Ulil
Fadli Ulil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bissmillah...

Seorang Kompasianer yang ingin berbagi manfaat melalui tulisan. Kunjungi akun saya : twitter : @fadli_ulil | Instagram : fadli.ulil | Blog : www.fadliulil.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bahaya Virus Zika, Waspada Ibu Hamil Pergi ke Singapura

7 September 2016   08:54 Diperbarui: 8 September 2016   16:30 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: ruangsehat.net

Siapa yang mau ke singapura? Anda mungkin harus lebih waspada jika ingin pergi kesana dalam waktu dekat ini, terutama bagi ibu hamil mungkin alangkah lebih baiknya ditunda terlebih dahulu. Sebab tersiar pemberitaan bahwa di Negara yang berjuluk seribu satu larangan tersebut sedang mewabah virus zika, penyakit yang mirip dengan demam berdarah.

Virus tersebut dapat menular melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang kini sedang berkembang cepat disana. Mengutip berita dari Channel News Asia, bahwa telah dikonfirmasikan oleh Kementerian Kesehatan dan Badan Lingkungan Hidup Nasional Singapura (NEA), terdapat 26 kasus baru mengenai infeksi virus zika, dengan di temukannya kasus baru ini maka total menjadi 82 kasus virus zika yang  terjadi disana.

Meski zika bukan tergolong virus berbahaya yang dapat menyebabkan kematian, akan tetapi sangat mengkhawatirkan bagi ibu hamil. Terjangkit virus zika dapat mengakibatkan kelainan otak (Mikrosepalus) bagi janin yang sedang dikandungnya.

Jika seorang ibu hamil terjangkit virus ini maka akan mengganggu perkembangan otak bayi yang dikandungnya sehingga volume otaknya menyusut. Inilah yang membuat ribuan bayi di Brazil lahir dengan ukuran otak yang lebih kecil dari ukuran bayi normal.

Virus ini awalnya telah menginfeksi ribuan orang di amerika latin dan Karibia, yang bersumber dari gigitan nyamuk dan diperkirakan telah menyebabkan cacat lahir yang serius pada ribuan bayi di Brazil pada tahun 2015, disana tercatat hampir 4 ribu kasus Microcephaly sejak oktober 2015. Microcephaly menyerang 2 - 12 bayi per 10 ribu kelahiran di Amerika.

Dikutip dari situs Foxnews, virus zika dapat memengaruhi kehamilan dan menimbulkan risiko cacat bawaan pada anak. Bayi yang lahir dengan Microcephaly akan memerlukan pemantauan dan perawatan seumur hidup. Selain belum ada obatnya anak-anak ini juga akan menderita keterlambatan perkembangan dan kognitif.

Virus ini juga tidak hanya menyerang ibu hamil akan tetapi juga dapat menyerang orang pada umumnya. Menyerang melalui sistem saraf dewasa dan menyebabkan peradangan akar saraf di tulang belakang atau disebut juga guillain-barre (Gangguan saraf yang menyebabkan kelemahan otot yang dimulai pada kaki yang kemudian ke lengan dan wajah). Gangguan saraf tersebut dapat menyebabkan pasien merasa mati rasa, kesulitan berjalan dan lumpuh.

Orang yang terserang penyakit ini biasanya ditandai dengan gejala-gejala seperti halnya demam, rasa sakit pada sendi dan mata merah. Bahkan sekitar satu dari empat orang yang terinfeksi virus ini bisa jadi tidak menyadarinya.

Sejumlah Negara termasuk Indonesia sedang meningkatkan kewaspadaannya, beberapa cara dilakukan untuk mencegah penyebaran virus zika yang salah satunya dengan cara sceaning penumpang di bandara dan pelabuhan yang baru saja tiba setelah bepergian dari Negara yang sudah terdeteksi sedang mewabahnya virus tersebut. Semua penumpang dan barang diawasi dengan pengecekan melalui thermoscan, alat yang digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh penumpang. Ketika suhu tubuh penumpang melebihi 38 derajat celcius maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, langkah ini dilakukan untuk meminimalisir penyebaran virus zika di Indonesia.

Untuk pencegahan mewabahnya virus yang disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghimbau melalui surat edaran yang dikirim kepada gubernur, bupati dan walikota yang di tujukan kepada warga masyarakat, agar kembali melakukan kegiatan 3M (Menguras, menutup dan mengubur) yang dulu pernah dilaksanakan demi terciptanya lingkungan bersih dari tempat bersarangnya jentik nyamuk. Mengingat siklus hidup nyamuk sejatinya terjadi 8-10 hari, maka Kemenkes menambahkan agar diadakan kembali kegiatan jumat bersih, artinya apabila pada setiap hari jumat diadakan kebersihan lalu diadakan kebersihan kembali pada tiap minggunya maka akan dipastikan jentik nyamuk tidak bisa berkembang.

Sangat penting untuk melakukan pencegahan, mengingat hingga saat ini belum ada obat atau vaksin untuk mengobati zika. Selain melaksanakan kegiatan yang telah disosialisasikan oleh Kemenkes diatas, salah satu hal yang juga dapat dilakukan untuk pencegahan yaitu dengan memakai pakaian dan perlindungan anti nyamuk, tidak berpergian ke daerah yang sedang terserang wabah virus zika dan menghubungi dokter jika mengalami ciri-ciri seperti gejala diatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun