Mohon tunggu...
Faidah Misbah
Faidah Misbah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi main foli

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan sosial emosional

20 Januari 2025   20:14 Diperbarui: 20 Januari 2025   20:14 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan sosial-emosional adalah aspek penting dalam perkembangan manusia yang mencakup perubahan dalam hubungan antar individu, kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi, serta bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Lingkungan dan budaya memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk perkembangan sosial-emosional, karena kedua faktor ini memberikan konteks dan norma yang memengaruhi cara individu berkembang, berinteraksi dengan orang lain, dan mengelola emosi mereka.

Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai peran lingkungan dan budaya dalam perkembang  sosial-emosional:

 1. Peran Lingkungan dalam Perkembangan Sosial-Emosional


Lingkungan mencakup berbagai faktor eksternal yang mempengaruhi individu, termasuk keluarga, sekolah, teman sebaya, serta masyarakat secara umum. Lingkungan sosial memberikan rangsangan yang mempengaruhi perkembangan emosi dan hubungan sosial.

a. Keluarga sebagai Lingkungan Utama
Keluarga adalah lingkungan pertama dan paling mendasar dalam perkembangan sosial-emosional seorang anak. Orang tua atau pengasuh memberikan pola perilaku dan respons emosional yang menjadi dasar bagi anak dalam memahami dan mengelola perasaan mereka. Ada beberapa cara keluarga memengaruhi perkembangan sosial-emosional anak:

- Pola Asuh Orang Tua : Pola asuh yang demokratis atau responsif cenderung menghasilkan anak yang lebih memiliki kecerdasan emosional yang baik. Sebaliknya, pola asuh yang otoriter atau permisif dapat memengaruhi kemampuan anak dalam mengelola emosi dan membangun hubungan yang sehat.
 
- Pengalaman Emosional dalam Keluarga: Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang, dukungan, dan komunikasi yang terbuka cenderung lebih mampu membangun kepercayaan diri, empati, dan hubungan sosial yang positif.

- Keamanan Emosional : Keluarga memberikan rasa aman emosional yang memungkinkan anak untuk mengeksplorasi dunia sosial dengan percaya diri. Sebaliknya, ketegangan atau konflik dalam keluarga dapat menghambat kemampuan anak untuk mengelola emosi atau membentuk hubungan yang stabil.

 b. Sekolah dan Teman Sebaya
Lingkungan sekolah, sebagai tempat interaksi sosial yang lebih luas, berperan besar dalam perkembangan sosial-emosional, khususnya pada anak-anak dan remaja.

- Hubungan dengan Guru dan Teman Sebaya: Interaksi positif dengan guru dan teman-teman memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar keterampilan sosial, seperti berbagi, bergiliran, bekerja dalam kelompok, dan menyelesaikan konflik. Anak yang memiliki hubungan sosial yang baik dengan teman sebaya lebih mampu mengelola emosi dan menunjukkan perilaku empatik.

- Peran Pengajaran Sosial-Emosional: Banyak sekolah kini mengadopsi program pendidikan sosial-emosional yang bertujuan untuk mengajarkan keterampilan seperti kesadaran diri, pengendalian diri, empati, dan keterampilan sosial lainnya.

- Peran Peer Pressure: Teman sebaya juga memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam perkembangan sosial-emosional, baik dalam bentuk dukungan positif atau tekanan negatif. Pengalaman hubungan pertemanan dapat mempengaruhi rasa percaya diri, identitas sosial, dan cara individu mengatasi perasaan seperti kecemasan atau kesedihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun