Mohon tunggu...
Fahrutimur
Fahrutimur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sejarah ditulis oleh orang yang tahu menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sumpah Demi Ujung Kasur, Kekasih

1 Februari 2024   10:47 Diperbarui: 1 Februari 2024   10:48 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: gambar pribadi

kau, bayangan yang berlabuh
saat kopiku beku dari ingatan terakhir
ucapan-ucapan pisah. masa depan
yang beri gigil kepada bulan
ketika rindu pada tubuhmu telah jatuh tempo
kala hujan merekah seperti bunga kamboja:

sumpah demi ujung kasur, kekasih.

hari ini tubuh hujan adalah setiap kata sederhana
yang muntah segala aku. tertuang
dalam puisi-puisi rindu dan waktu.
kau, kata-kata seksi yang kutunggu
saat aku, menerka-nerka kembalimu;
saat bulan yang hilang cahaya di atas sana
memberitakan tentang cacing yang tenang
dari bernafas; sehari-hari membaca tubuh
dalam tanah.

"Di sini, lakukan perlahan-lahan
ketika membaca aku
kerumitan dari induk kalimat harus disapu
dari dalam kepalamu
sebelum ku dibaca matamu," kata hujan.


hari ini, banyak nyawa akan habis diejek waktu
atas keinginan yang panjang
di umur yang terlalu pendek.
dan di mana kau menerima ejekan itu?
kau kutunggu untuk menerimanya sama-sama

agar aku bukan lagi puisi waktu
dan tidak monoton puisi rindu.

0_o
Makassar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun