“Aku datang padamu karena rindu, bukan karena kesendirian. Ya meskipun aku ini menyebalkan”
Kulihat senyumnya semakin meenawan.
“kapan kita bisa hidup bersama? Aku bosan dengan kesendirian. Kesepian ternyata sangat menakutkan” Dia menatapku tajam.
“kita takkan pernah bersama, dunia kita tak bisa disatukan. Kamu hanya bayangan bukan?”
Yaudah kamu jadi bayangan juga, simple kan?”
“adakah sebelumnya yang bisa demikian?”
“ga ada, ya kita coba dulu”
“caranya?”
“kamu temui kematian, setelah itu kamu akan jadi bayangan”
“udahlah, aku punya kehidupan sendiri, bahkan nanti setelah kematian”
Kamu diam, akupun demikian. Suasana kembali bungkam. Hanya jarum jam yang tak bosan berputar. Sementara tatapanmu kosong tak dapat kuartikan.