Mohon tunggu...
Fahrurrazi
Fahrurrazi Mohon Tunggu... -

bersahabat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Merajut Bangsa, Mengutamakan Kepentingan Politik atau Rakyat?

7 April 2015   21:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:24 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ahir-ahir ini hampir semua pemangku kebijakan yang berada di dalam zona kuning disibukan dengan permasalahan yang mereka hadapi, merupakankiat kerja bersama antara mereka yang masih dan ingin mengabdikan diri guna kelangsungan kepentingannya. Perbedaan visi dan cara pandang yangberbeda menghasilkan kesenjangan berpikir yang merosot tajam dari jalan kebenaran, walau memang di lain halkepentingan kemaslahatan umat tetap harus dipikirkan bersama-sama bagi semua walaupun tidak sepenuhnya tidak kolektifagarefektif. Akan tetapi kenyataanya tidak demikian bahwasannya mereka para elit lebih baik menyibukkan diri dengan kepentingannya sendiri, berikut contoh rillnya.

Perselisihan kepemimpinan Partai Golkar sampai di ranah Dewan Perwakilan Rakyat. Ketua Umum Golkar versi Munas Ancol, Agung Laksono, mengatakan sejumlah anggotanya di Senayan sengaja digeser oleh fraksi Golkar versi Munas Bali. Pergeseran tersebut hampir terjadi di seluruh Komisi di DPR. Agung memberi contoh Zainudin Amali dan Adies Kadir yang digeser dari Komisi Hukum. "Posisi mereka berdua di Komisi Hukum diganti politikus Golkar versi ARB dari Komisi lain," kata Agung ketika di kantor Dewan Pimpinan Pusat Golkar di Slipi, Jakarta Barat, Senin, 6 April 2015. Bahkan, menurut Agung, Amali dan Adies sampai saat ini tidak mendapat jatah Komisi di DPR. Walhasil, keduanya kini seperti pengangguran dari tugas-tugas keanggotaan di DPR. "Ya, seperti makan gaji buta saja, sebab tugas nyata Dewan di Komisi," ujar Agung. Adies Kadir sendiri mengaku kaget dengan pemindahan tugas tersebut. Dia mengaku dapat informasi pergeseran Komisi. Menurut dia, ada tiga (3 )nama politikus Partai Golkar versi Munas Bali yang masuk ke dalam Komisi Hukum.

Mereka adalah Mukhamad Misbakhun, Kahar Muzakir, dan Ahmadi Noor Supit. "Lucunya pemindahan anggota Dewan ini tidak melalui proses Badan Musyawarah DPR, dan tidak diumumkan dalam sidang paripurna," kata Adies. Adies mengaku sedang menyusun surat protes yang ditujukan ke Sekretaris Jenderal DPR. Namun dia masih butuh waktu untuk berkoordinasi dengan Ketua Fraksi Golkar dan Ketua Umum versi Munas Ancol, Agus Gumiwang Kartasasmita dan Agung Laksono. Adies juga menceritakan kejanggalan lain dalam proses pemindahan Komisi tersebut. Menurut dia, Kahar Muzakir dan Ahmadi Noor Supit saat ini masuk dalam dua Komisi DPR. "Pak Kahar masih terdaftar di Komisi Olahraga, sedangkan Pak Supit ada juga di Komisi Keuangan," kata dia. Agung Laksono mengaku kecewa dengan keputusan Ketua Fraksi Golkar versi Munas Bali, Ade Komaruddin, yang sewenang-wenang memindahkan anggota Dewan dari Komisi Kerja. Agung juga menyesalkan sikap Pimpinan DPR yang menyetujui permohonan Ade Komaruddin. "Kenapa Pimpinan DPR menyetujui permintaan fraksi dari partai yang sudah kedaluwarsa? Ini keputusan yang cacat hukum," kata Agung. "Seharusnya ini bisa dicegah oleh para pimpinan DPR, tapi kok mereka ikut sewenang-wenang."

Dengan hal di atas telah ketahui dengan nyata bahwa tanda bukti dari mereka yang merangkak sebagaielite hanya mementingkan kepentingan yangtidak berguna, bukan malah menerapkan dan menetapkan cara pandang yang sama. Penyamaan visi itu penting untuk mengatasi perbedaan-perbedaan yang ada dan dapat menghapus permusuhan. Karena tidak ada satu negarapun didunia toleran terhadap aspirasi rakyat di sebagian wilayah mengenai bagian wilayah (daerah hukum) suatu negara teritorial yang berniat mengembangkan wacana dan berkeinginan memisahkan diri akibat dari ketidakpuasan yang mendasar, terhadap keadilan sosial, keseimbangan pembangunan, pemerataan hasil pembangunan dan hal-hal sejenisnya. Oleh karena itu diharapkan setiap warga negara harus dapat mengendalikan emosi, sabar, dan tidak terlalu sensitif, sehingga bangsa dan negara kita dapat terhindar dari semua situasi dan kondisi yang bernuansa konflik dan dapat mengakibatkan disintegrasi bangsa.

konflik betapapun kecilnya suatu kondisi yang tidak diharapakn oleh setiap orang. Namun konflik dalam kehidupan bersama merupakan suatu kenyataan yang hampir tidak pernah dapat dihindari. Untuk dapat mengambill makna positif dari setiap konflik yang terjadi, konflik itu harus dihindari. Konflik yang paling berat adalah konflik yang dipicu dengan alasan perbedaan pemahaman dan cara pandang yang berbeda, dengan konflik keharmonisan dalam tatanan tidak ada lagi dan lebih mengutamakan keegoisan perinvidu.

Kehidupan bersama dalam masyarkat selalu berhadapan dengan dua kondisi sosial. Kondisi sosial yang selalu dihadapi  itu adalah hidup dalam suasana  harmoni dan  hidup dalam suasana konflik. Kondisi harmoni dan konflik silih berganti menghadiri kehidupan bersama itu. Kedua kondisi sosial  tersebut  masing-masing memiiki dimensi positif dan negatif. Ia akan berdimensi positif apabila harmoni dan konflik tersebut didasarkan pada proses penegakan kebenaran. Ini artinya harmoni itu sebagai kondisi  yang positif kalau ia sebagai  perwujudan kebenaran sejati. Demikian juga konflik itu akan berdimensi positif kalau dilandasi untuk menegakan kebenaran. Harmoni tanpa kebenaran  dapat menumpulkan dan melemahkan makna nilai-nilai kehidupan. Tegaknya nilai-niai kehidupan tersebut  sangat dibutuhkan untuk dapat memberikan makna untuk memajukan hidup ini mewujudkan ketentraman untuk mencapai kesejahtraan bersama yang adil dan beradab. Harmoni dalam hidup bersama memang merupakan suatu keadaan yang didambakan oleh setiap manusia normal di dunia ini. Cuma kalau harmoni itu sebagai perwujudan kebenaran.

1.

Kondisi konflik betapapun kecilnya suatu kondisi yang tidak diharapakn oleh setiap orang. Namun konflik dalam kehidupan bersama merupakan suatu kenyataan yang hampir tidak pernah dapat dihindari. Untuk dapat mengambill makna positif dari setiap konflik yang terjadi, konflik itu harus dimanagement menuju rekonsiliasi. Untuk mencapai rekonsiliasi itu setiap konflik harus diarahkan sesuai dengan sistem-sistem yang terdapat dalam ilmu management  konflik. Konflik yang paling berat adalah konflik yang dipicu dengan alasan perbedaan pemahaman agama  dan perbedaan etnis. Kondisi konflik harus sesegera mungkin dimanagement dari  kondisi yangpertarungan ke pertarunganyang kemudian terus menuju dan mengalir sampai ke perjanjian dan terakhir menuju Rekonsiliasi. Dalam suasana Rekonsiliasi inilah kehidupan bersama dapat bergerak menuju kehidupan yang aman dan damai. Kehidupan yang aman dan damai ini dapat menumbuhkan nilai-nilai spiritual dan nilai material secara seimbang dan kontinue. Nilai spiritual dan nilai material yang tumbuh seimbang  dan kontinue itu sangat dibutuhkan dalam kehidupan untuk membangun manusia dan masyarakat yang  harmonis dinamis dan produktif. Hanya dalam masyarakat yang harmonis, dinamis dan produktif itulah dapat menjadi wadah kehidupan untuk mewujudkan  apa yang disebut hidup aman damai dan bahagia lahir batin. Pembangunan karakter bangsa merupakan gagasan besar yang dicetuskan para pendiri bangsa karena sebagai bangsa yang terdiri atas berbagai sukubangsa dengan nuansa kedaerahan yang kental, bangsa Indonesiamembutuhkan kesamaan pandangan tentang budaya dan karakter yang holistik sebagai bangsa. Hal itu sangat penting karena menyangkut kesamaan pemahaman, pandangan, dan gerak langkah untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia, dengan hal diatas maka semua bertujuan dan berkeinginan untuk merajut dan membangun bangsa, Tujuan Pembangunan karakter bangsa bertujuan untuk membina dan mengembangkan karakter warga negara sehingga mampu mewujudkan masyarakat yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khasbaik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. Pembangunan Karakter Bangsa adalah upaya kolektif-sistemik suatu negara kebangsaan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk membentuk bangsa yang tangguh.

Karakter yang berlandaskan falsafah Pancasila artinya setiap aspek karakter harus dijiwai ke lima sila Pancasila secara utuh dan komprehensif yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

1.Bangsa yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa Karakter Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa seseorang tercermin antara lain hormat dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan, saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya itu; tidak memaksakan agama dan kepercayaannya kepada orang lain.

2.Bangsa yang Menjunjung Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Karakter kemanusiaan seseorang tercermin antara lain dalam pengakuan atas persamaan derajat,hak, dan kewajiban; saling mencintai; tenggang rasa; tidak semena-mena; terhadap orang lain; gemar melakukan kegiatan kemanusiaan; menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

3.Bangsa yang Mengedepankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Komitmen dan sikap yang selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan Indonesia di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan merupakan karakteristik pribadi bangsa Indonesia. Karakter kebangsaan seseorang tecermin dalam sikap menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan; rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.

4.Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi Manusia Karakter kerakyatan seseorang tecermin dalam perilaku yang mengutamakan kepentingan masyarakat dan negara; tidak memaksakan kehendak kepada orang lain; mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

5.Bangsa yang Mengedepankan Keadilan dan Kesejahteraan Karakter berkeadilan sosial seseorang tecermin antara lain dalam perbuatan yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. MEMBANGUN KARAKTER adalah Suatu proses atau Usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, ahlak (budi pekerti), insan manusia (masyarakat) sehingga menunjukkan perangai dan tingkah laku yang baik berdasarkan nilai-nilai pancasil.

Begitulah cara pandang diatas yang harus ditanamkan dibenak semua masyarakat bangsa indonesia agar bangsa bisa maju dan jauh dari konflik yang berkepanjangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun