Mohon tunggu...
Fahrurrazi
Fahrurrazi Mohon Tunggu... -

bersahabat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Entah Mengapa, Kemelaratan Masih Saja di Kesampingkan

10 Maret 2015   18:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:51 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sungguh ironis memang, bahwa hampir seluruh pelososk daerah di negeri ini banyak putra dan putri bangsa yang masih jauh dari kehidupan layak. Negeri se-akan menangis dalam meratapi dan melihat nasib anak bangsa, yang sebenarnya hal-hal seperti ini dapat dituntaskan juga bisa dijamin keberlangsungan kehidupannya, seperti yang dapat kita lihat hari ini yang dimana anak bangsa seakan terbengkalai dengan bagaikan sampah yang tidak bermanfaat guna bisa dimanfaatkan dikemudiaan hari bagi keberlangsungan kehidupan bangsa dimana realita yang telah terjadi tidak sesuai dengan harapan, akan tetapi di satu sisi mereka jugapun mempunyai hak, keinginan dan cita-cita besar yang sama dengan anak bangsa kebanyakan yang dibesarkan serba-serbi berkecukupan kemudian disuguhkan dengan kemanjaan oleh para orang tuanya masing-masing. Kendatipun mereka “anak jalalan”yang dimelaratkan oleh jaman hanya mampu berusaha juga berbuat guna melawan kerasnya kehidupan dan sombongnya waktu dalam menerpa, “anak jalalan” hanyalah buah dari kejinya kebijakan. Dengan melihat potret kehidupan “anak jalalan” membuat aku yang peduli seakan tidak rela bila melihat nasib sanak saudaraku seperti itu. Akan tetapi untuk menuntaskan problematika seperti ini tidakalah mudah, kembali lagi terhadap kebijakan yang tidak mampu dijalankan dengan segala hal yang telah dicanangkan, yang walau kebijakan tersebut telah dibuat dengan pemetaan yang sebaik mungkin guna dijalankan, dalam UUDtelah berkata demikian dengan pernyataan yang jelas dan landasan yang rill.

Lagi-lagi diriku berkata, sungguh ironis memang bangsa ku. Dalam sejarah bangsa ku yang telah lama tidur dengan disellimuti rasa kesengsaraan dari belenggu kaum para penjajah, kenditipun bangsa ku telah lama lepas dari belenggu penjajah juga berhasil memerdekakan diri sejak tahun 1945,akan tetapi dalam heningku meratapi apakah benar bangsa ku telah merdeka setuhnya ?, dengan melihat sanak saudaraku yang masih banyak melarat dan menderita sampai saat ini, kadang-kadang ku mengingat suatu ucapan yang menggelegar dari bibir sang bapak revolusioner sejati kita, yakni “Bung Karno” beliau berkata bahwa “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tetapi perjuanganmu akan jauh lebih sulit karena melawan bangsa mu sendiri”, kata bijak tersebut mengingatkan ku ketika sebagian besar masalah korupsi yang dihadapkan kepada para elit-elit yang berlaku sebagai pemangku kekuasaan sekaligus kaum terpendidik di dalam negeri seharusnya ikut mencerdaskan kehidupan anak-anak bangsa juga mengajarkan hal-hal kebaikan guna kemajuan anak bangsanya bukan malah merampas hak-hak dari anak bangsa, “Bung Karno”, memang benar sungguh pernyataan bijak dengan didasari insting yang dapat dipertanggung jawabkan pada masa kekinian. Mungkin sedikit dari kita yang mau ikut memperjuangkan hak-hak anak bangsa, dengan didasari hal diatas mari kita ikutmemperjuangkanya. Terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun