Mohon tunggu...
Fahrurozi aisha
Fahrurozi aisha Mohon Tunggu... Security - Penulis naskah, cerpen, novel, artikel, stand up comedi dll

Putra betawi asli, pernah mengisi artikel olahraga secara rutin di harian Suara Tangsel periode 2010 -2011.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Masih Bisa Juara Lagi, Liverpool?

12 Januari 2021   10:05 Diperbarui: 12 Januari 2021   10:29 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

MASIH BISA JUARA LAGI LIVERPOOL?

Liverpool baru saja mengawali tahun 2021 dengan kekalahan dipecundangi Southampton 0-1. Meskipun masih memimpin klasemen namun duo Manchester masih memiliki sisa pertandingan lebih banyak bisa saja mendepak Liverpool ke posisi Tiga. 

Sebelumnya sudah 4 kali hasil imbang dengan team papan bawah, mulai dari Brighton Albion, Fulham, WBA, terakhir Newcastle. Liverpool selalu kesulitan melawan team yang bermain dengan pertahanan rapat. Team yang bermain melawan Liverpool bermain seolah mereka akan mati besok, kiper mereka seperti kerasukan arwah Lev Yashin.

Mengawali musim 2020-2021 sudah diprediksi bahwa Liverpool akan mengalami perlawanan lebih berat dari lawan-lawannya. Mereka sudah pasti terobsesi untuk menjungkalkan Liverpool yang begitu superior musim lalu.

Liverpool menjawab dengan membeli Thiago Alcantara sebagai jaminan kreativitas untuk membongkar pertahanan rapat  lawan. Sayang sekali Thiago justru cidera dan baru bermain 3 kali di liga premier selama tahun 2020. Diogo Jota juga di beli untuk menambah karakter yang berbeda dengan formasi tiga penyerang. Diogo Jota yang langsung moncer di awal musim akhirnya juga cidera.

Mengawali musim dengan bagus lalu dikejutkan oleh Aston Villa yang membobol gawang Adrian 7 kali, pasukan Jurgen Klopp tersentak, mereka kembali menemukan ketangguhannya meskipun dihajar badai cedera, namun kemenangan besar menghadapi Crystal Palace yang diharapkan menjadi momentum  kembalinya gegen pressing ala Liverpool, malah jadi sebaliknya, mereka malah kelewat percaya diri, unggul penguasaan bola, begitu banyak peluang, minim gol.

Penyakit seperti ini sudah mendarah daging di Liverpool sejak dulu. Permainan aktraktif dan efisiensi peluang muncul ketika melawan team kuat, namun amburadul melawan team yang di atas kertas seharusnya bisa di kalahkan. Mulai era Roy Evans, Gerrard Houllier, Raffael Benitez, Brendan Rodgers, dan di awal masa pelatihan Klopp. Jurgen Klopp berhasil membuang penyakit ini dua tahun terakhir. Fans tentu berharap Klopp masih punya obatnya karena Liverpool harus berjuang  dua kali lebih keras, dua kali lebih fokus, deteminasi hingga akhir disetiap pertandingan lebih dari yang mereka tunjukan tahun lalu. 

Sang kapten Jordan Henderson juga wajib mengembalikan sentuhan kepemimpinannya diruang ganti dan memimpin pasukannya bertarung hidup mati di lapangan, seperti yang dilakukannya sepanjang tahun lalu. Musim ini Hendo dipastikan tanpa bantuan Virgil van Dijk yang memimpin lini belakang. Henderson harus menyadarkan kawan-kawannya bahwa mereka belum disebut team terbaik selama belum back to back juara. Artinya kalau tahun ini gagal maka besiaplah bernasib sama seperti Leceister City.

Klopp juga harus memainkan magisnya untuk mengembalikan kekompakan trio penyerangnya di dalam dan di luar lapangan, terutama hubungan antara Mo Salah dan Sadio Mane, walupun Klopp berdalih bahwa para striker memang harus egois, namun di lapangan terlihat nyata harmonisasi mereka hilang, Mane sudah terlalu sering menunjukan ketidaksukaannya kepada Salah, sementara Salah sudah berani berkoar- koar di media. Mungkin Klopp perlu memarkir mereka dua atau tiga pertandingan. Menunjukkan bahwa tidak ada pemain yang lebih besar dari klub. Memberikan kesempatan pemain yang haus unjuk gigi sepertii Minamino, Jota, Shaqiri, Oxlade Chamberlain, (Divack Origi jual saja). 

Kita sudah melihat bagaimana ketika Minamino dimainkan dari awal melawan Crystal Palace mampu membuat lawan menjadi bingung dengan pergerakan dan kelincahannya., Diogo Jota jaminan pembuat kerusuhan barisan pertahanan lawan, sentuhan  Xerdhan Shaqiri yang memang sangat pandai mencari dan menemukan ruang buat mengumpan atau mencetak gol, plus kabar gembira bahwa Thiago sudah bebas dari cedera.

Selama Virgil  van Dijk, Joe Gomez dan Joe Matip masih cedera, pembelian bek tengah kelas dunia perlu untuk mengembalikan sang operator, Fabinho kembali ke pos aslinya. Bek tengah yang berpengalaman akan ditemani talenta muda Nathaniel Philips, Rhyss Wlilliam dan Billy Koumetio yang sudah bisa diandalkan. Bukan malah menjadikan Herderson menjadi bek tengah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun