Mohon tunggu...
fahrul saputra
fahrul saputra Mohon Tunggu... -

mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Ganjil-genap, Jadi Solusi?

13 Desember 2012   15:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:43 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13554121701258210936

[caption id="attachment_214303" align="alignnone" width="600" caption="macet terus"][/caption] DKI jakarta merupakan ibu kota jakarta yang padat dan penuh dengan kesibukan warganya. Padatnya penduduk jakarta diikuti dengan padanya jumlah kendaran yang lalu lalang di jalan. Rata-rata penduduk jakarta memiliki kendaran pribadi untuk menjalankan kehidupan sehari-hari. Setiap rumah di jakarta paling tidak memiliki satu kendaran pribadi bahkan ada dalam satu rumah memiliki kendaran sesuai jumlah anggota keluarganya.

Kepadatan kendaran di jakarta memang telah menjadi faktor utama yang menyebabkan kemacetan. Pertumbuhan kendaran di jakarta tidak diiringi dengan pertambahan ruas jalan. Jalan di jakarta menjadi semakin sempit dengan berbagai macam kendaraan yang melintas. Kendaraan pribadi memang menjadi angkutan utama bagi keluarga di jakarta. Keluarga di jakarta lebih memilih kendaraan pribadi untuk menjalankan kehidupan sehari-hari.

Pertumbuhan kendaran pribadi di jakarta terus bertambah setiap harinya. Banyaknya kendaraan pribadi yang memenuhi jalan di jakarta tidak lepas dari keadaan kendaraan umum yang serba kekurangan. Kondisi kendaraan umum di jakarta memang sangat memperihatinkan sebagai angkutan massal. Sebagian warga jakarta enggan untuk menaiki kendaraan umum lebih memilih kendaraan pribadi.

Kendaraan umum di jakarta memang belum bisa menjadi pilihan sebagai angkutan warga. Kondisi yang tidak layak menjadi faktor yang membuat warga jakarta enggan menaikinya. Kendaraan tua, bau, kotor dan ugal-ugalan itulah yang sering menjadi cerminan kendaraan umum di jakarta. Dengan kondisi kendaraan yang memiliki perangai negatif bagaimana mungkin bisa membuat warga jakarta beralih dari kendaraan pribadi.

Pemerintah DKI jakarta sebenarnya telah mencoba untuk mengurai kemacetan di ibu kota. Keberadaan transjakarta menjadi salah satu usaha pemerintah DKI jakarta. Transjakarta mencoba untuk membuat warga beralih dari kendaraan pribadi agar menggunakan kendaraan umum. Dengan adanya transjakarta ternyata tidak juga dapat membuat warga jakarta menggunakan jasanya. Kondisi transjakarta menjadi perhatian warga yang ingin menaikinya. Transjakarta memiliki permasalahan sendiri dengan perlakukan asusila yang sering terjadi dan kurangnya armada.

Masih banyak hal yang perlu diperbaiki oleh pemerintah guna memaksimalkan fungsi transjakarta sebagai pilihan warga sebagai kendaraan angkutan mereka. Banyak cara sebenarnya yang telah direncaranakan untuk mengurai kemacetan di ibukota. Pembangunan monorail menjadi salah satu cara yang dianggap bisa mengatasi kemacetan. Keberadaan monorail mungkin akan membuat warga jakarta akan lebih memilih menaikinya daripada terkena macet dijalan.

Keberadaan monorail memang masih jauh dari kenyataan untuk mengurai kemacetan di jakarta. Pembangunan monorail masih menjadi sebatas program karena dana yang dibutuhkan tidak sedikit untuk mewujudkannya. Ketika monorail benar akan terwujud nantinya pemerintah juga harus memutar otak untuk tarif yang dikenakan kepada para penumpang. Monorail dengan dana yang besar dalam pembangunannya akan membuat tarif penggunaan jasanya juga tidak murah. Ketika monorail sudah ada tapi tarif yang dipasang mahal tentu akan membuat warga jakarta akan berfikir dua kali untuk menaikinya.

Monorail memang digadang-gadang akan bisa mengurai kemacetan di jakarta selama ini tapi dana yang cukup besar untuk pembangunannya masih menjadi pikiran pemerintah. Pembangunan monorail yang membutuhkan dana yang cukup besar juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Ditengah mewujudkan keberadaan monorail pemerintah DKI jakarta harus memiliki pilihan alternatif lain untuk mengurai kemacetan. Jokowi sebagai gubernur baru DKI jakarta telah dituntut sejak awal dalam mengatasi kemacetan jakarta.

Gubernur DKI jakarta jokowi belum lama ini telah menyetujui program pembatasan aturan plat nomor ganjil dan genap untuk kendaran bermotor di tahun 2013. Aturan plat nomor ganjil dan genap pada tahun 2013 oleh pemerintah DKI jakarta diharapkan dapat membatasi kendaran yang beroperasi di jalanan. Rencana aturan plat nomor ganjil dan genap dianggap salah satu solusi yang tepat untuk mengurai kemacetan di jakarta saat ini. Tapi, realisasi aturan plat nomor ganjil dan genap juga memiliki pro dan kontra.

Lepas dari pro dan kontra soal aturan plat nomor ganjil dan genap yang akan dijalankan pemerintah DKI jakarta tahun 2013, memang seharusnya diberikan apresiasi agar rencana itu dapat berjalan dengan baik. Segala sesuatu telah dilakukan untuk mengurai kemacetan di ibu kota jakarta, namun hanya saja belum bisa menemukan cara terbaik yang dapat memberikan hasil positif. Kemacetan memang menjadi masalah penting terutama jakarta sebagai ibukota negara indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun