Oleh : Fahrul Rozi
Untuk kalian yang suka dengan yang namanya belajar, itu merupakan hal yang baik. Pasalnya, dengan belajar kita dapat survive dimanapun. Entah itu di suatu lembaga rigid dengan sistem yang sangat ketat sekalipun ataupun disuatu daerah dengan masyarakat kosmopolitan yang sangat pelik.
Sehingga efek daripada banyaknya buku yang dibaca, materi yang didiskusikan, dan pikiran yang dituangkan, maka secara otomatis (automatically) kita mampu masuk dalam segala aspek kehidupan.
Kekuasaan bukanlah tujuan, bagi seorang filsuf, kekuasaan bukanlah tujuan akhir, melainkan ia hanyalah tempat berlabuh layaknya sebuah kapal ataupun pesawat yang singgah di kota-kota atau negara-negara tertentu demi mengantarkan penumpang yang hendak bercengkrama dengan sanak familinya dikampung halaman. Sehingga, kebahagian lah yang nantinya menjadi tujuan akhir.
Berbicara soal kebahagiaan, dewasa ini khususnya di Indonesia, melihat para destroyer yang mana mereka haus akan kekuasaan dan lupa akan tujuan utama yaitu bahagia. Saya tidak menegasikan bahwa manusia hidup tak butuh uang. Secara empiris, kita melihat bahwa manusia merupakan makhluk materi. Dengan demikian, jika kita membuat suatu silogisme, maka nantinya akan berbunyi seperti ini.
Manusia adalah benda materi
Uang adalah benda materi
Dengan demikian, manusia dan uang adalah benda materi
Dari silogisme tersebut yang mana merupakan penalaran deduktif, jelas bahwasannya manusia memang sudah kodratnya suka dengan uang, karena keduanya inheren yaitu merupakan benda materi. Lain halnya dengan malaikat, ia bukanlah benda materi, sehingga ia tak butuh uang, sebab ia transenden.