Kamis tanggal 4 April 2019 merupakan hari istimewa bagi Yayasan Pendidikan Islam Karakter Nurul Quran, karena merupakan wisuda dan tasyakur ke-tujuh bagi para siswa SDIK Nurul Quran. Khusus bagi tasyakur, kategori siswa yang diperkenankan untuk naik ke atas panggung adalah mereka yang telah hafal 5 juz, 4, juz, 3 juz, 2 juz, dan tahsin 30 juz Al-Quran.
Keistimewaan hari wisuda dan tasyakur ini semakin bertambah, karena Dr. Silahuddin, M.Ag, dapat berhadir dan berkenan memberikan sedikit sambutan di awal acara.Â
Dengan gaya khasnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Besar tersebut langsung mengatakan bahwa maksud kedatangannya bukanlah untuk unjuk kebolehan kemampuan berpidato, tapi untuk menitip pesan-pesan positif agar segenap pemangku kepentingan di SDIK Nurul Quran dapat mempertahankan keunggulan yang telah diraih selama 7 tahun ini.
Hal ini tentu bukanlah perkataan kosong sekedar basa-basi saja, karena memang Pemerintah Kabupaten Aceh Besar sempat mengutus beberapa guru sekolah dasar untuk studi banding di SDIK Nurul Quran. Yang diinginkan adalah supaya pola didik yang diterapkan di sekolah berkarakter ini dapat ditularkan ke SD-SD Negeri seantero Aceh Besar.
Begitulah ibarat pendidikan karakter, mustahil bila diharapkan karakter baik dengan akhlak mulia dapat dikokohkan dalam waktu singkat. Bila lima hari mungkin karakter anak didik itu baru seperti taoge, rapuh dan renyah, rentan berubah, salah-salah bila dibiarkan tanpa diperhatikan bisa berubah menjadi pohon kacang hijau atau bahkan kacang kedelai.
Agar karakter baik mereka menjadi kuat dan kokoh maka tak lain tak bukan bahwa semua stakeholder anak didik mulai dari yang terdekat seperti orang tua, keluarga di rumah, guru tenaga pendidik, hingga kepala sekolah beserta jajaran pimpinan sekolah hingga petugas jaga dan penjaga kantin sekolah haruslah dapat saling bekerja sama untuk tujuan yang sama.
Karena anak-anak itu adalah peniru maka setiap kelakuan baru yang dilihatnya pastilah ingin dicoba perbuat, jadi hindarkan agar tidak sempat terpapar kebiasan yang berdampak buruk bagi karakter mereka. Apalagi jika keburukan itu dipertontonkan oleh para pemangku kepentingan, bukankah akan menjadi sesal yang menyebalkan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H