Mohon tunggu...
Fahrul Ramadhan
Fahrul Ramadhan Mohon Tunggu... Atlet - Preferensi mahasiswa

Kepribadian mengingat banyak teman dan bersosialisasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

2024: Membuktikan Kematian Makin Dekat

28 Desember 2023   12:11 Diperbarui: 28 Desember 2023   12:18 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyak fenomena yang terlewati selama 365 hari yg menunjukkan sebuah kepastian bahwa proses Dialetika bekerja dengan sangat sempurna, di bulan Pebruari-Maret 2023 mungkin kamu yang sedang membaca ini mengalami masalah besar yang dihadapi dan merasa sangat frustasi sampai penghujung tahun masalah tersebut tidak menjadi beban setelah dijalankan, untuk kalian yang banyak meninggalkan kenangan mengenangkan 2023 tingkatkan dan buat kalian yang masih merasa tida mengenangkan sampai saat ini pasti ada hal-hal mengenangkan 2024.

Tahun 2024 yang akan kita semua jalani kedepan ini tidak merubah sebuah eksistensi (keberadaan) kita sebagai manusia dan tidak berpengaruh apa-apa dalam skala prioritas yang ingin kita cita-citakan kalau hanya sekedar berharap dalam do,a selamat, sejatinya pergantian tahun ini hanya menunjukkan sebuah perubahan kalender,hari,tgl dan lain sebagainya selepas soal reaksi kimia dalam alam semesta.

Pola pikir manusia mengalami perubahan berdasarkan momen yang ada mendorong terbentuknya hal-hal baru yang ingin dicapai sampai melupakan keinginan lama yang diimpikan,atau bisa jadi keinginan lama tidak relevansi lagi terhadap jaman yang berkembang,contoh:kamu dulu pas SMA sangat berkeinginan menjadi POLRI (Kepolisian Negara Republik Indonesia) setelah selesai SMA kamu mendengar kabar bahwa POLISI membunuh temannya sendiri sehingga motifasi kamu menjadi POLISI yang menjaga keamanan dan ketertiban akhirnya terputus,dan banyak contoh yang saudara-saudari rasakan "Dulu kamu sangat menyukai seseorang setelah semuanya berubah kamu orang yang sangat membencinya" .

Kalau kita membicarakan masa depan seperti apa cita-citamu,rumah apa yang akan kamu bangun kedepan,setelah kuliah mau kerja dimana,siapa nama anakmu kedepan,kamu akan menikah dengan siapa?, dalam respon sikolog dengan sangat percaya diri seolah seperti pertanyaan diatas kita memastikan masih bisa hidup sampai semua tercapai (the future is yours), harus kita sadari bahwa ekspetasi -ekspetasi tidak hanya saja dipengaruhi oleh faktor internal tapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, maka 2024 ini jangan terlalu berharap tapi perbanyaklah berusaha.

Pertanyaan yang tidak pernah terjawab secara eksplisit dalam merangkul semua umat di dunia,Kalau ditanya kepada kelompok sosialisme:hidup adalah untuk menjukan manusia yang setara, kalau ditanya kepada kelompok pengusaha:hidup ini menjadi orang sukses dan bermanfaat,kalau ditanya ke pendakwah agama:hidup ini untuk menghambat terhadap tuhan, kalau ditanya kepada liberal:hidup ini untuk bebas dari siapapun, dan masih banyak jawaban dari berbagai kalangan sosial, kalau ditanya kepad Aristoteles bahwa tujuan ahir dalam hidup manusia ini adalah mencapai suatu kebahagiaan yang sifatnya tidak terbatas oleh waktu. Kebahagiaan menurut Aristoteles adalah sesuatu yang sifatnya dapat dirasionalkan dan melalui perenungan.

Terserah mau sepakat dengan yang mana kalau dirasa sebagai manusia yang memiliki rasio tentu dala segala aktivitas hidupnya dia berpikir terhadap dirinya atas apa yang ia perbuat berguna atau tidak terhadap dirinya dan orang lain, mengganggu hak orang lain atau tidak. Yang paling diutamakan dalam hidup ini berupaya mengetahui lebih dalam sebelum mengimpulkan (ensuring process).

Dalam skala prioritas kebahagiaan, perdamaian adalah cita-cita semua orang atau mayoritas, lewat perantara segala macam dilakukan demi sebuah kebahagiaan yang sifatnya abstrak itu dan belum tentu juga dicapai,pangkal dari kekayaan orang hanya sekedar mendapatkan kebahagiaan tapi justru tambah jauh dari yang diinginkan sebab kekayaan material tidak bisa bertidak lebih untuk kebahagiaan moral-nurani. 

2024 sebagai proses pematangan dari mekanisme digitalisasi yang keinginan untuk mempermudah akses manusia maka manusia sebagai subjek harus memahami digitalisasi secara praktis dan tidak mengalah gunakan untuk mencuri hak orang lain, dengan segala keterbatasan yang ada saya ingin berpandangan 2024 kelompok pesimis makin banyak,orang muda angkatan 1997-an keatas semakin skeptis dengan proses perdaban,dan orang-orang tua yang kelahiran 1980-an merasa bodoh amat dengan hidup mulai menginsafi soal hidup yang berguna bagi orang lain karena kodisi fiasik dan tubuh mereka sudah tidak berdaya untuk berbuat lebih dan mengakui bahwa kelemahan itu hadir sebagai fakta, Indonesia akan semakin ketinggalan dari sebuah makna dan eksistensi demokrasi,Isi alam (nikel,tambang emas,batu bara) dihabiskan maka terjadilah bencana alam terstruktur dari ulah manusia serakah.

Sebagai kalimat penutup dalam coretan yang tidak bermakna buat orang lain tapi berharga buat saya "pergantian menit,jam,hari, pergantian tahun 2024 menandakan kematian mendekati kita maka besiaplah untuk menerima kematian dengan lapang"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun