1.Terorisme Dalam Keagamaan
     Bom dari Imam Samudra dan sekelompok nya di dasarkan dalam keyakinan yang berdasarkan doktrin radikal yang bersumber pada PUPJI dan paham tentang teologis yang bercorak Salafisme Jihadis. Greg Fealy dan Anthony Bubalo menilai PUPJI di pengaruhi adanya ideologi Al Qaedah (Jejak Kafilah: Pengaruh Radikalisme Timur Tengah di Indonesia). Doktrin radikal berkembang seiring dengan perjuangan kelompok Islamis lewat kekerasan yang semakin meluas antaranya di negara Mesir akibat kekalahan perang Arab dan Israil pada tahun 1967-1990. Pada dekade ini terjadi sebuah gerakan yaitu "Komando Jihad", "Teror Warman", peristiwa Priok dan talangsari.
2.Memahami Tentang Terorisme
      Salman Rushdie berpendapat, jika terorisme ingin hilang, dunia Islam harus melakukan prinsip-prinsip humanis sekuler yang merupakan pegangan bagi dunia moderen. Pendapat seperti ini tentu sangat jauh dari solusi yang di harapkan. Pertama mereka memahami ajaran agama secara tekstual, kedua yaitu pehaman ajaran agama secara kontekstual dan ketiga penggabungan dari keduanya.
     Gerakan agama yang di pelopori Muhammad bin Abdul Wahab (w.1206 H/1792M) pada abad 18 dengan semboyan "ar ruju' ila Al Qur'an wa Sunnah" merangkul kembali para umat islam terhadapajaran yang murni oleh banyak peneliti sebagai pemikiran Khawarij. Kelompok ini juga menganut paham absolutosmen dan tidak kompromi.Â
     Setelah itu Ajaran Wahabi terus berkembang hingga teror di Masjid Al Haram Makkah pada 20 November 1979 tepat bertepatan dengan awal bulan Muharram 1400 Hijriyah.
3.Maqasid Al Syari'ah
       Sejarah umat Islam mencatat adanya dua wajah Islam yang saling berdampingan. Di satu sisi Islam terlihat agresift,kasar dan tidak toleran. Di sisi lain, Islam juga menunjukan wajah yang tawasuth,tawazun,tasamuh dan inklusif, sebagaimana di tampilkan mayoritas umat Islam dari masa ke masa yang kemudian di kenal sebagai 'ahlu Sunnah wal jama'ah.
Peradaban Islam mencapai titik puncak terjadi ketika harmoni, dan juga saling menghormati perbedaan madzhab. Kebebasan ber madzhab, kemungkinan dialog konstruksi atas dasar akhlak yang baik saling support saling percaya dan saling menghormati.
PenutupÂ
Kesimpulan pembahasan ini adalah bahwa radikalisme dan terorisme di kalangan Islam bersumber pada pemahaman agama yang berasal dari kelompok Khawarij kemudian Wahabi. Kelompok ini memiliki pandangan keagamaan yang bersumber pada doktrin (hakimiyah). Pandanga ini bersumber dari pemahaman nash Al Qur'an dan Sunnah secara harfiyah.